Kamis, 12 Juli 2012

konsep perkembangan moral,sosial dan kepribadian masa dewasa


a

KOSEP PERKEMBANGAN MORAL, SOSIAL DAN
KEPRIBADIAN MASA DEWASA


DI SUSUN OLEH:
Kelompok:
NAMA KELOMPOK:
         1.Akbar Robi salam
2.Armina
  3.Eta Sari
DOSEN PEMBIMBING:
LUKMAWATI.MA
KELAS: PSIKOLOGI ISLAM 1

                 FAKULTAS USHULUDDIN JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM
      INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2012

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kadang kala manusia dalam mengarungi bahtera hidupnya selalu menemui persoalan, misalnya menemui kesulitan ekonomi, kegagalan dalam mencapai tujuan, seringkali bermalas-malasan, kurang kewibawaan, kurang disukai orang banyak, bahkan kadang kala jiwa terancam. Untuk semua itu hendaklah di hadapi dengan penuh ketaqwaan.Dan tawakal kepada Allah, bukan di hadapi dengan jalan yang menyimpang dari ajaran agama.
Oleh sebab itu kami menyajikan makalah kami ini dengan harapan dapat membantu kawan-kawan, untuk mengetahui betapa pentingnya perkembangan itu dengan hubungannya ke  jiwa, fikiran, dan juga tingkah laku kita selama ini . 
Dan kami mengucapkan kepada teman-teman apabila dalam penyajian makalah kami ini terdapat kekurangan atau kesalahan, sudilah kiranya teman-teman untuk memberikan kritik dan saran demi lebih sempurnanya makalah yang kami buat ini.  Terimakasih.

Wassalam mualaikum warohmatullahhi wabarohkatuh








Bab 1.
MASA DEWASA DINI
Adalah periode penyesuain diri terhadap pola-pola kehidupan baru serta harapan-harapan sosial baru.
a). Ciri-Ciri Masa Dewasa Dini
a.    Masa dewasa dini sebagai “masa pengaturan”
 Berarti bahwa pria muda mulai membentuk bidang pekerjaan yang akan ditanginya sebagai kareirnya, edang wanita mulai menerima tanggung jawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
b.    Masa dewasa dini sebagai “Usia pada reproduktif”
Orang yang mempunyai anak pada masa dewasa dan mempunyai keluarga besar pada awal masa dewasa atau akhir masa remaja kemungkinan seluruh masa dewasa dini merupakan masa reproduksi.
c.    Dewasa dini sebagai “masa bermasalah”
Masalah-masalah yang harus  dihadapi orang muda itu rumit dan memerlukan waktu serta energi untuk di atasi, maka berbagai penyesuain diri  tidak akan dilakukan pada waktu yang bersamaan demikian pula bentuk akhir penyesuainnya tidak akan diterima secara serentak.
d.   Masa dewasa dini sebagai “masa ketegangan emosional”
Sekitar awal atau pertengahan umur 30-an, kebanyakan orang muda mampu memecahkan masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi stabil dan tenang secara emosional.
e. Masa dewasa dini sebagai “keterasingan sosial”
Keterasingkan di intensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam karir dengan demikian keramahtamahan masa remaja diganti dengan persaingan dalam masa dewasa dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar tenaga mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga mereka hanya dapat menyisihkan waktu sedikit untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan-hubungan yang akrab.
E.       Masa dewasa dini sebagai “komitmen”
Orang dewasa muda untuk mengalami perubahan tanggung jawab dari seorang pelajar yang sepenuhnya tergantung pada orang tua dan menjadi orang dewasa yang mandiri, maka mereka menentukan pola hidup baru, memikul tanggung jawab baru dan membuat komitmen-komitmen baru.
F.   Masa dewasa dini sering merupakan masa ketergantungan
Meskipun status dewasa pada usia 18 tahun dan stasus ini memberikan kebebasan untuk mandiri, banyak orang muda yang masih agak tergantung atau bahkan sangat tergantung pada orang-orang lain selama jangka waktu yang berbeda-beda. Ketergantungan ini mungkin pada orang tua dan lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa. Ada juga orang-orang muda yang meskipun memberontak terhadap ketergantungan akibat pendidikan panjang menjadi begitu terbiasa pada ketergantungan ini sehingga mereka meragukan kemampuan mereka untuk mandiri secara ekonomi.
G.  Masa dewasa dini masa perubahan nilai
Beberapa alasan yang menyebabkan perubahan nilai pada masa dewasa dini, diantaranya yang sangat umum adalah: pertama, jika orang muda dewasa ingin diterima oleh anggota-anggota orang dewasa, mereka harus menerima nilai-nilai kelompok. Kedua, orang-orang muda itu segera menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai konvensional dalam hal keyakinan-keyakinan dan perilaku seperti juga halnya penampilan.
H.  Masa dewasa dini sebagai masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru
Sebelum perkawinan sebagai suatu bagian masa perkenalan yang dapat diterima. Begitu juga alat kontrasepsi sebelumnya menikah dan aborsi jiga pencegahan itu gagal, telah begitu biasa diantara orang-orang dewasa muda masa kini, khususnya mereka yang masih kuliah di akademik dan perguruan tinggi sehingga hal itu juga telah dianggap sebagai bagian pola masa kini. Di antara berbagai penyesuaian diri yang harus dilakukan orang muda terhadap gaya hidup baru, yang paling umum adalah penyesuaian diri pada pola peran sek atas dasar persamaan derajat, pola-pola baru bagi kehidupan keluarga, termasuk perceraian, keluarga orang tua tunggal, dan sebagainya.
I.     Masa dewasa dini sebagai masa kreatif
Bentuk kreatifitas yang akan terlihat sesudah ia dewasa akan tergantung pada minat dan kamampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya.

b). Tugas perkembangan masa dewasa dini:
1.      Efisiensi fisik: dalam periode penyesuaian secara fisik orang mampu mengahadapi masalah-masalah yang selain juga yang paling banyak jumlahnya dalam periode ini.
2.      Kemampuan motorik: dalam belajar menguasai keterampilan-keterampilan yang baru, orang-orang muda usia dua puluhan lebih mampu dari pada mereka yang mendekati usia setengah umur.
3.      Kemampuan mental: sangat diperlukan untuk mempelajari dan untuk menyesuaikan diri pada situasi-situasi baru.
4.      Motivasi: apabiala remaja mencapai usia dewasa secara hukum, mereka berkeingian kuat untuk dianggap sebagai orang-orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosial mereka.
5.      Model peran: remaja yang bekerja setelah menamatkan sekolah lanjutan mempunyai model peran untuk diteladani, karena berinteraksi dengan orang dewasa mereka memperoleh motivasi untuk mecontoh perilaku sesuai garis-garis yang dianut masyarakat dewasa, agar mereka sendri juga dianggap dewasa.   

c). Perubahan Minat Pada Masa Dewasa Dini
Kondisi kesehatan: Menjelang usia setengah baya, umumnya orang merasa bahwa kekuatan dan daya tahannya tidak lagi seperti semula. Oleh sebab itu mereka bergeser pada minat-minat yang tidak begitu memerlukan kekuatan dan daya tahan, terutama dalam rekreasi.
Status ekonomi: apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi mengalamki kemunduran karerna tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung mempersempit minat mereka.
Stasus belum menikah ke status menikah: karena pola kehidupan yang berbeda, orang-orang yang tidak menikah mempunyai minat yang berbeda dari mereka yang menikah yang sama usianya.
            Menjadi orang tua:  pada waktu orang-orang muda itu menjadi orangtua, mereka umumnya tidak mempunyai waktu, uang, atau tenaga untuk tetep melanjutkan minat mereka. Minat mereka berubah. Orentasi pada kehidupan keluraga menggantikan oreantasi pada diri. Apakah mereka nanti meneruskan minat-minat lama mereka sesudah mereka tidak perlu lagi berperan sebagai orangtua sebagian besar tergantung pada seberapa jauh mereka merasa kehilangan kesempatan mengembangkan minat dan sebagian pada kondisi umum kehidupan mereka.
          Kesenagan: apa yang disenangi atau tidak disenangi sangat mempengaruh minat seseorang dan akan menjadi lebih kuat dengan bertambahnya usia dan menyebabkan minat yang mantap setelah ia dewasa.
          Tekanan-tekanan budaya dan Lingkungan: pada tahapan umur, minat seseorang dipengaruhi oleh tekanan-tekanan dari kelompok sosial. Jika nilai-nilai kelompok sosial berubah, minat akan juga berubah.
d). Peranan Pakaian Pada Masa Dewasa
          Meningkatkan penampilan: orang-orang muda memilih pakaian yang menonjolkan segi-segi positif dan menutupi segi negatifnya. Ketika tanda-tanda ketuaan mulai tampak lebih mudah dari usiah sebelumnya.
         Indikasi stasus sosial: orang dewasa muda, terutama mereka yang banyak bergaul dalam lingkungan kerja maupun lingkungan sosia, memakai pakaian sebagai simbol stasus yang mengidentifikasikannya dengan suatu kelompok sosial tertentu.
          Individualitas: meskipun pakaian dimaksudkan untuk menggolongkan seseorang dalam suatu kelompok sosial tertentu, orang juga berupaya agar pakaiannya tetep menunjukan identitasnya sebagai individu agar diperhatikan dan dikagumi oleh anggota-anggota kelompoknya.
e). faktor-faktor yang mempengaruhi minat keagamaanpada masa dewasa dini
a.       Jenis kelamin
Wanita cenderung lebih berminat pada agama daripada pria dan juga lebih banyak terlibat aktif dalam ibadat dan kegiatan-kegiatan kelompok agama.
b.      Kelas sosial
Golongan kelas menengah sebagai kelompok lebih tertarik agama dibandingkan dengan golongan lebih tingggi atau yang lebih rendah.
c.       Lokasi tempat tinggal
Orang-orang dewasa tinggal di pedesaan dan di pinggir kota menunjukan minat yang lebih besar agama daripada orang yang tinggal di kota.
d.      Minat religius teman-teman
Orang dewasa dini lebih memperhatikan hal-hal keagamaan jika teman-temannya aktif dalam organisasi-organisasi keagamaan daripada apabila teman-temannya yang kurang peduli.
f). faktor-faktor yang mempengaruhi rekreasi orang dewasa
a.    Kesehatan
     Orang-orang muda yang sehat dapat mengikuti bentuk rekreasi yang lebih leluasa. Namun orang-orang yang sehatpun mengurangi bentuk-bentuk rekreasi yang melelahkan, apabila mereka sudah setengah baya dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan hiburan dan bentuk-bentuk rekreasi yang tidak begitu menguras tenaga.
b.    Waktu
     Meskipun waktu kerja per minggu sudah diperpendek orang-orang muda tetap kurang waktu untuk rekreasi dibandingkan dengan waktu masih remaja. Hal ini disebabkan karena tanggungjawab rumah tangga dan keluarga. Kewajiban terhadap organisasi atau kumpulan untuk mencari pekerjaan tambahan supaya dapat memperoleh lambang status dianggap penting. Jadi mereka memilih bebtuk-bentuk rekreasi yang paling memuaskan atau paling praktis dari segi waktu dan uang.
c.    Status perkawinan
     Orang-orang mudah yang belum menikah umumnya tidak saja memilih lebih banyak waktu dan uang berekreasi daripada mereka yang sudah berkeluarga, tetepi selain itu banyak bentuk kegiatan tersebut yang dilaksanakan di luar rumah. Bagi keluarga-keluarga besar kebanyakan rekreasi keluarga dilaksanakan didalam rumah menonton televisi, atau permainan-permainan yang melibatkan anggota-anggota keluarga.
d.   Status sosio-ekonomi
     Orang-orang mudah dari golongan menengah mempunyai lebih banyak waktu untuk rekreasi serta dapat mengikuti lebih banyak bentuk rekreasi dan menghabiskan waktu luang sebagai penonton, sebagian kegiatan rekreasi ini berhubungan dengan pekerjaan.
e.    Jenis kelamin
     Lepas dari soal apakah mereka itu sudah berkeluarga atau belum, bentuk rekreasi orang mudah akan berubah secara drastis apabila ia sudah dewasa. Sebagian besar rekreasi wanita yang sudah berkeluarga, terbatas pada bentuk-bentuk rekreasi di rumah.
f.      Permainan sosial
     Orang-orang dewasa muda yang populer dan mempnyai banyak teman di sekolah atau ditempat kerja mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mengikuti bentuk-bentuk rekreasi sosial sesudah ia tamat sekolah daripada orang yang sewaktu bersekolah kurang populer atau yang bertempat tinggal jauh dari teman-temannya di sekolah. Orang-orang muda yang sedang menyelesaikan pendidikannya mempunyai lebih banyak kesempatan untuk rekreasi daripada orang yang tidak orng yang tidak lagi bersekolah. Orang-orang mempunyai mobilitas tinggi tidak mempnyai banyak kawan dan tidak cepat diterima dalam lingkungan masyarakat baru. Dengan sendirimya, bentuk rekreasinya terutama solitair atau terbatas pada lingkungan keluarga.
g.    Minat sosial
     Masa dewasa dini sebagimana ditekankan oleh Erickson, merupakan mata “krisis keterpencilan.” Dalam masa ini pria dan wanita sering merasa kesepian. Pria muda yang belum menikah sering tidak tahu apa yang harus dikerjakan pada waktu-waktu luang. Seperti halnya dewasa yang belum menikah, mereka merasa kesepihan karena teman-teman lama sudah berpacar dan banyak diantaranya yang sudah sibuk dengan urusan keluarga atau sibuk berpacaran. Akibatnya mereka kehilangan bergaulan yang menyenangkan masa remaja ketika selalu ada teman untuk diajak berbincang-bincang atau melakukan kegiatan bersama lain.
     Havighurst telah menjelaskan bahwa rasa kesesepian pada masa dewasa dini terjadi karena masa ini merupakan “periode yang relatif kurang terorganisir dalam kehidupan seseorang, yang menandai transisi dari lingkungan yan terbagi menurut status sosial”.
g).Faktor yang mempengaruhi partisipasi sosial pada masa dewasa dini:[1]
a.  Mobilitas sosial
b. Status sosio-ekonomi
c.  Lamanya tinggal dalam satu kelompok masyarakat
d. Kelas sosial
e.  Lingkungan
f.  Jenis kelamin
g. .umur kematangan seksual
h. Urutan kelahiran
i.   Keanggaotaan gereja

1.    PERUBAHAN NILAI POPULARITAS
     Populeritas kurang penting bagi orang yang mendekati usia mudya. Beberapa teman yang cocok lebih bernilai daripada kelompok besar yang kurang serasi atau yang kurang akrab. Sikap sosial atau kurangnya penerimaan sosial mempengaruhi orang dewasa seperti juga dialami remaja, tetapi pengaruhnya tidak sebesar dulu. Apabila diterima dalam kelompok yang mereka ingatkan, mereka akan tunduk pada tekanan kelompok dan menyesuaikan dengan keinginan kelompok.

2.    MOBILITAS SOSIAL PADA MASA DEWASA DINI
     Ada dua macam mobilitas yang penting perananya dalam kehidupan orang muda, yaitu mobilitas geografis dan sosial. Mobilitas geografis berati berindah dari satu tempat ke tempat lain. Ini lebih sering dilakukan untuk pekerjaan daripada alasan sosial.
     Mobilitas sosial berati berpindah dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial yang lain. Ini biasa terjadi secara horizontal, yaitu berpindah kelompok sosial lain pada tingkat yang sama atau secara vertikal, yaitu berpindah ke kelompok sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Umumnya orang muda ingin bergerak ke atas, hanya sedikit yang puas berpindah ke jenjeng yang lebih rendah.

3.    kondisi-kondisi yang memudahkan peningkatkan mobilitas sosial
1.      Tingkat pendidikan yang tinggi menjadi dasar keberhasilan dalam bisnis atau bidang profesi, yang akan membuka jalan bagi individu bersangkutan untuk menjalin hubungan dengan orang-orang yang statusnya lebih tinggi.
2.      Kawin dengan orang yang statusnya lebih tinggi.
3.      Hubungan keluarga yang membantu sebagai “katrolan” di bidang pekerjaan.
4.      Penerimaan dan penerapan kebiasaan, niali dan lambang dari suatu kelompok yang berstatus lebih tinggi.
5.      Uang, dari warisan atau hasil jerih payah sendiri yang dapat digunakan untuk membeli rumah yang lebih bagus dilingkungan yang lebih baik serta harta kekayaan lainnya yang dapat menyatakan status yang tinggi.
6.      Pindah keanggotaan gereja ke gereja yang lebih tinggi statusnya.
7.      Peran serta aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat dari golongan atas.
8.      Lulusan perguruan tinggi yang ternama.
9.      Keanggotaan salah satu atau beberapa perkumpulan eksklusif. 
     Kegiatan social pada masa deawasa dini sering sangat di batasi karena berbagai tekanan seperti pekerjaan, keluarga. Sebagai akibatnya banyak orang dewasa muda mengalami yang sering disebut oleh ereksen ialah “krisis isolasi” yaitu masa kesepian karena terisolasi dari kelompok sosial. Selama masa dewasa ini peran serta sosial sering terbatas dan perubahan dalam persahabatan, pengelompokan social dan nilai-nilai yang diberikan pada popularitas dan status pemimpin  tidak dapat dihindari lagi.






Bab 2.
MASA DEWASA MADYA
          Usia madya sering juga disebut dengan “ sarang kosong” yaitu suatu periode yang dimana peran perubahan secara derastis terjadi baik bagi suami maupun istri yang kurang,menyebabkan traumatik dari pada sebab yang ditimbulkan oleh kepercayaan yang sudah populer dalam masyarakat tentang periode sarang kosong yang mengerikan. Bagi wanita dalam masa ini lebih banyak memerlukan penyesuaian terhadap pola hidup ketimbang pria.
            Penyesuaian diri terhadap pekerjaan bagi pria maupun wanita usia madya sangat pelik karena dipengareuhi oleh berbagai faktor misalnya, sikap sosial yang tiddak menyenangkan, kebijaksanaan sistem kontrak kerja, meningkatnya penggunaan mesin otomatis, kelompok kerja, peran istri semakin meningkat, keharusan pensiun, dominasi perusahaan besar dan kemungkinan adanya relokasi perusahaan

          Ada dua penyesuaian terhadap keluarga pihak pasangan yang harus dilakukan oleh sebagian besar orang tua usia madya.  Pertama penyesuaian diri terhadap anak-anak dan yang kedua, penyesuaian diri untuk merawat orang tua uisia lanjut.

          Masalah yang biasa timbul pada usia ini ialah masalah yang bersifat umum  bagi para janda atau duda adalah ekonomi, sosial, hubungan kekeluargaan, pekerjaan rumah tangga sehari-hari, .
          Bahaya-bahaya pernikahan pada usia madya ialah keharusan untuk mengubah peran, kebosanan, ketidak mampuan dalam menetapkan hubungan yang baik dan memuaskan dengan pasangan sebagai pribadi, menentang pernikahan anaknya, penyesuaian seksual, merawat orang tua usia lanjut.
Perubahan kondisi bekerja yang mempengaruhi pekerja usia madya.
1)      Sikap social yang tidak menyenangkan
2)      Keja kelompok
3)      Masa pension wajib
4)      Pearan isteri[2]
Penilaian penyesuaian diri dengan usia madya
a.       Tingkat emosional
          Tingkat emosional seorang merupakan kreteria kedua yang digunakan untuk mengukur keberhasilah seseorang dalam penyesuaian dirinya dengan masa usia madya atau sebayany. Artinya seberapa tegang ia menghadapi masa usia madya.
b.      Efek kepribadian
          Cara yang di dalamnya  perubahan peran dan fisik mempengaruhi konsep diri orang usia madya adalah kreteria ketiga yakni sebarapa baik seseorang melakukan penyesuaian diri dengan masa usia madya. Apabila penyesuiannya relative bagus, maka konsep rpibadinya akan positif. Ia akan merasa bahwa dirinya masih berguna bagi masyarakat dank arena itu ia masih dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi masyarakat. Apkah ia akan berbuat sesuatu untuk keperluan keluarga, social ataupun karier. Sebaliknya individu yang buruk dalam penyesuaian diri  akan mengembangkan jkonsep diri yang negative. Cirri-cirinya adalah bahwa ia sendiri merasa tidak berguna dan tidak bernialai.
          Terjadinya  gangguan kepribadian yangt bagi usia madya berhubungan erat dengan cara penyesuaian emosi dan social yang buruk.








Bab 3.
USIA LANJUT
          Adalah periode penutup dalam rentang kehidupan seseorang yaitu suatu periode di mana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dengan waktu yang penuh dengan manfaat.
Ciri-ciri usia ini
1)      Merupakan periode kemunduran
2)      Perbedaan induvidu pada efek menua
3)      Usia lanjut dinilai kreteria yang berbeda
4)      Berbagai stereotype orang usia lanjut
5)      Sikap social usia lanjut
6)      Mempunyai status kelompok minoritasnya
7)      Menua membutuhkan perubahan peran
8)      Penyesuaian yang buruk
9)      Keinginan untuk menjadi meda kembali sangat kuat
Pariasi perubahan mental
     Secara umum mereka mempunyai pengalaman inteliktual lebih tinggi secara relatif penurunan efesiensi mental kurang, di banding mereka yang pengalaman inteliktualya rendah.
PERUBAHAN MINAT PADA USIA LANJUT.
          seperti perubahan fisik, mental dan gaya hidup orang-orang berusia lanjut, juga terjadi perubahan minat dan keinginan yang tidak dapat dihindari.
a)      . minat pribadi
          Minat atau ketertarikan pribadi pada usia lanjut antara lain meliputi minat terhadap diri sendiri, minat penampilan minat pada pakaian dan minat pada uang.
b)      . minat sosial
            Dalam bertambahnya usia mengakibatkan banyak orang yang merasa menderita karena jumlah kegiatan sosial yang dilakukannya semakin berkurang. Halini lazim diistilahkan sebagai lepas dari kegiatan kemasyarakatan (social disengagement)..
Jenis-jenis kegiatan sosial yang dihentikan
            Berhentinya seseorang dari kegiatan sosial bisa terjadi secara sukarela atau terpaksa. Dalam hal ini pengunduran diri secara sukarela mereka menganggap bahwa kegiatan jenis itu sudah tidak cocok dengan kebutuhan mereka. Seperti minat terhadap diri mereka sendiri meningkat maka minat terhadap orang lain berkurang sampai minat sosial mereka dibatasi oleh kondisi keluarga.
a). partisipasi sosial
b). sumber kontak sosial
c). minat terhadap keagamaan
minat sosial, meskipun orang-orang yang self actualized kadang-kadang merasa terganggu sedih, dan marah oleh cacat atau kekurangan umat manusia, mereka mengalami ikatan perasaan yang mendalam dengan sesamanya.[3]















DAFTAR FUSTAKA
                        - Elizabet b.Hurlock.Psiikologi Perkembangan Edisi 5. Erlangga.Jakarta. 1980
                        -  E. Koswara. Teori Kepribadian. PT Eresco. Bandung. 1991
         














[1] Elizabet b.hurlock.ikologi perkembangan edisi 5. Halaman: 263
[2] [2] Elizabet b.Hurlock.Psikologi Perkembangan edisi 5. Halaman: 347
[3] E. koswara. Teori kepribadian. Halaman:143

Tidak ada komentar:

Posting Komentar