a
KOSEP PERKEMBANGAN
MORAL, SOSIAL DAN
KEPRIBADIAN MASA DEWASA
DI SUSUN OLEH:
Kelompok:
NAMA KELOMPOK:
1.Akbar Robi salam
2.Armina
3.Eta Sari
DOSEN PEMBIMBING:
LUKMAWATI.MA
KELAS:
PSIKOLOGI ISLAM 1
FAKULTAS USHULUDDIN JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2012
KATA
PENGANTAR
Assalammu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Kadang
kala manusia dalam mengarungi bahtera hidupnya selalu menemui persoalan,
misalnya menemui kesulitan ekonomi, kegagalan dalam mencapai tujuan, seringkali
bermalas-malasan, kurang kewibawaan, kurang disukai orang banyak, bahkan kadang
kala jiwa terancam. Untuk semua itu hendaklah di hadapi dengan penuh ketaqwaan.Dan tawakal kepada
Allah, bukan di hadapi dengan jalan yang menyimpang dari ajaran agama.
Oleh
sebab itu kami menyajikan makalah kami ini dengan harapan dapat membantu
kawan-kawan, untuk mengetahui betapa pentingnya
perkembangan itu dengan hubungannya ke jiwa, fikiran, dan juga tingkah laku kita
selama ini .
Dan
kami mengucapkan kepada teman-teman apabila dalam penyajian makalah kami ini
terdapat kekurangan atau kesalahan, sudilah kiranya teman-teman untuk
memberikan kritik dan saran demi lebih sempurnanya makalah yang kami buat ini. Terimakasih.
Wassalam
mualaikum warohmatullahhi wabarohkatuh
Bab 1.
MASA DEWASA DINI
Adalah
periode penyesuain
diri terhadap pola-pola kehidupan baru
serta harapan-harapan sosial baru.
a).
Ciri-Ciri
Masa Dewasa Dini
a. Masa
dewasa dini sebagai “masa pengaturan”
Berarti bahwa pria muda mulai membentuk bidang
pekerjaan yang akan ditanginya sebagai kareirnya, edang wanita mulai menerima
tanggung jawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
b. Masa
dewasa dini sebagai “Usia pada reproduktif”
Orang
yang mempunyai anak pada masa dewasa dan mempunyai keluarga besar pada awal
masa dewasa atau akhir masa remaja kemungkinan seluruh masa dewasa dini merupakan
masa reproduksi.
c. Dewasa
dini sebagai “masa bermasalah”
Masalah-masalah
yang harus dihadapi orang muda itu rumit
dan memerlukan waktu serta energi untuk di atasi, maka berbagai penyesuain
diri tidak akan dilakukan pada waktu
yang bersamaan demikian pula bentuk akhir penyesuainnya tidak akan diterima
secara serentak.
d. Masa
dewasa dini sebagai “masa ketegangan emosional”
Sekitar
awal atau pertengahan umur 30-an, kebanyakan orang muda mampu memecahkan
masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi stabil dan tenang
secara emosional.
e. Masa dewasa dini
sebagai “keterasingan sosial”
Keterasingkan
di intensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat kuat untuk maju dalam
karir dengan demikian keramahtamahan masa remaja diganti dengan persaingan
dalam masa dewasa dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar tenaga
mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga mereka hanya dapat menyisihkan waktu
sedikit untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan-hubungan yang
akrab.
E. Masa
dewasa dini sebagai “komitmen”
Orang
dewasa muda untuk mengalami perubahan tanggung jawab dari seorang pelajar yang
sepenuhnya tergantung pada orang tua dan menjadi orang dewasa yang mandiri,
maka mereka menentukan pola hidup baru, memikul tanggung jawab baru dan membuat
komitmen-komitmen baru.
F. Masa
dewasa dini sering merupakan masa ketergantungan
Meskipun
status dewasa pada usia 18 tahun dan stasus ini memberikan kebebasan untuk
mandiri, banyak orang muda yang masih agak tergantung atau bahkan sangat
tergantung pada orang-orang lain selama jangka waktu yang berbeda-beda.
Ketergantungan ini mungkin pada orang tua dan lembaga pendidikan yang
memberikan beasiswa. Ada juga orang-orang muda yang meskipun memberontak
terhadap ketergantungan akibat pendidikan panjang menjadi begitu terbiasa pada
ketergantungan ini sehingga mereka meragukan kemampuan mereka untuk mandiri
secara ekonomi.
G. Masa
dewasa dini masa perubahan nilai
Beberapa
alasan yang menyebabkan perubahan nilai pada masa dewasa dini, diantaranya yang
sangat umum adalah: pertama, jika orang muda dewasa ingin diterima oleh
anggota-anggota orang dewasa, mereka harus menerima nilai-nilai kelompok.
Kedua, orang-orang muda itu segera menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial
berpedoman pada nilai-nilai konvensional dalam hal keyakinan-keyakinan dan
perilaku seperti juga halnya penampilan.
H. Masa
dewasa dini sebagai masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru
Sebelum
perkawinan sebagai suatu bagian masa perkenalan yang dapat diterima. Begitu
juga alat kontrasepsi sebelumnya menikah dan aborsi jiga pencegahan itu gagal,
telah begitu biasa diantara orang-orang dewasa muda masa kini, khususnya mereka
yang masih kuliah di akademik dan perguruan tinggi sehingga hal itu juga telah
dianggap sebagai bagian pola masa kini. Di antara berbagai penyesuaian diri
yang harus dilakukan orang muda terhadap gaya hidup baru, yang paling umum
adalah penyesuaian diri pada pola peran sek atas dasar persamaan derajat,
pola-pola baru bagi kehidupan keluarga, termasuk perceraian, keluarga orang tua
tunggal, dan sebagainya.
I. Masa
dewasa dini sebagai masa kreatif
Bentuk
kreatifitas yang akan terlihat sesudah ia dewasa akan tergantung pada minat dan
kamampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan
kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya.
b).
Tugas
perkembangan masa dewasa dini:
1. Efisiensi
fisik: dalam periode penyesuaian secara fisik orang mampu mengahadapi
masalah-masalah yang selain juga yang paling banyak jumlahnya dalam periode
ini.
2. Kemampuan
motorik: dalam belajar menguasai keterampilan-keterampilan yang baru,
orang-orang muda usia dua puluhan lebih mampu dari pada mereka yang mendekati
usia setengah umur.
3. Kemampuan
mental: sangat diperlukan untuk mempelajari dan untuk menyesuaikan diri pada
situasi-situasi baru.
4. Motivasi:
apabiala remaja mencapai usia dewasa secara hukum, mereka berkeingian kuat
untuk dianggap sebagai orang-orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosial
mereka.
5. Model
peran: remaja yang bekerja setelah menamatkan sekolah lanjutan mempunyai model
peran untuk diteladani, karena berinteraksi dengan orang dewasa mereka
memperoleh motivasi untuk mecontoh perilaku sesuai garis-garis yang dianut
masyarakat dewasa, agar mereka sendri juga dianggap dewasa.
c). Perubahan Minat Pada
Masa Dewasa Dini
Kondisi
kesehatan: Menjelang usia setengah baya, umumnya orang merasa bahwa kekuatan
dan daya tahannya tidak lagi seperti semula. Oleh sebab itu mereka bergeser
pada minat-minat yang tidak begitu memerlukan kekuatan dan daya tahan, terutama
dalam rekreasi.
Status
ekonomi: apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat
mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan.
Sebaliknya, kalau status ekonomi mengalamki kemunduran karerna tanggung jawab
keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung mempersempit minat
mereka.
Stasus
belum menikah ke status menikah: karena pola kehidupan yang berbeda,
orang-orang yang tidak menikah mempunyai minat yang berbeda dari mereka yang
menikah yang sama usianya.
Menjadi orang tua: pada waktu orang-orang muda itu menjadi
orangtua, mereka umumnya tidak mempunyai waktu, uang, atau tenaga untuk tetep
melanjutkan minat mereka. Minat mereka berubah. Orentasi pada kehidupan
keluraga menggantikan oreantasi pada diri. Apakah mereka nanti meneruskan
minat-minat lama mereka sesudah mereka tidak perlu lagi berperan sebagai
orangtua sebagian besar tergantung pada seberapa jauh mereka merasa kehilangan
kesempatan mengembangkan minat dan sebagian pada kondisi umum kehidupan mereka.
Kesenagan:
apa yang disenangi atau tidak disenangi sangat mempengaruh minat seseorang dan
akan menjadi lebih kuat dengan bertambahnya usia dan menyebabkan minat yang
mantap setelah ia dewasa.
Tekanan-tekanan budaya dan Lingkungan:
pada tahapan umur, minat seseorang dipengaruhi oleh tekanan-tekanan dari
kelompok sosial. Jika nilai-nilai kelompok sosial berubah, minat akan juga
berubah.
d). Peranan Pakaian Pada
Masa Dewasa
Meningkatkan penampilan: orang-orang
muda memilih pakaian yang menonjolkan segi-segi positif dan menutupi segi
negatifnya. Ketika tanda-tanda ketuaan mulai tampak lebih mudah dari usiah
sebelumnya.
Indikasi
stasus sosial: orang dewasa muda, terutama mereka yang banyak bergaul dalam
lingkungan kerja maupun lingkungan sosia, memakai pakaian sebagai simbol stasus
yang mengidentifikasikannya dengan suatu kelompok sosial tertentu.
Individualitas: meskipun pakaian
dimaksudkan untuk menggolongkan seseorang dalam suatu kelompok sosial tertentu,
orang juga berupaya agar pakaiannya tetep menunjukan identitasnya sebagai
individu agar diperhatikan dan dikagumi oleh anggota-anggota kelompoknya.
e). faktor-faktor yang
mempengaruhi minat keagamaanpada
masa dewasa dini
a. Jenis
kelamin
Wanita
cenderung lebih berminat pada agama daripada pria dan juga lebih banyak
terlibat aktif dalam ibadat dan kegiatan-kegiatan kelompok agama.
b. Kelas
sosial
Golongan
kelas menengah sebagai kelompok lebih tertarik agama dibandingkan dengan
golongan lebih tingggi atau yang lebih rendah.
c. Lokasi
tempat tinggal
Orang-orang
dewasa tinggal di pedesaan dan di pinggir kota menunjukan minat yang lebih
besar agama daripada orang yang tinggal di kota.
d. Minat
religius teman-teman
Orang
dewasa dini lebih memperhatikan hal-hal keagamaan jika teman-temannya aktif
dalam organisasi-organisasi keagamaan daripada apabila teman-temannya yang
kurang peduli.
f). faktor-faktor yang
mempengaruhi rekreasi orang dewasa
a. Kesehatan
Orang-orang
muda yang sehat dapat mengikuti bentuk rekreasi yang lebih leluasa. Namun
orang-orang yang sehatpun mengurangi bentuk-bentuk rekreasi yang melelahkan,
apabila mereka sudah setengah baya dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan
hiburan dan bentuk-bentuk rekreasi yang tidak begitu menguras tenaga.
b. Waktu
Meskipun
waktu kerja per minggu sudah diperpendek orang-orang muda tetap kurang waktu
untuk rekreasi dibandingkan dengan waktu masih remaja. Hal ini disebabkan
karena tanggungjawab rumah tangga dan keluarga. Kewajiban terhadap organisasi
atau kumpulan untuk mencari pekerjaan tambahan supaya dapat memperoleh lambang
status dianggap penting. Jadi mereka memilih bebtuk-bentuk rekreasi yang paling
memuaskan atau paling praktis dari segi waktu dan uang.
c. Status
perkawinan
Orang-orang
mudah yang belum menikah umumnya tidak saja memilih lebih banyak waktu dan uang
berekreasi daripada mereka yang sudah berkeluarga, tetepi selain itu banyak
bentuk kegiatan tersebut yang dilaksanakan di luar rumah. Bagi
keluarga-keluarga besar kebanyakan rekreasi keluarga dilaksanakan didalam rumah
menonton televisi, atau permainan-permainan yang melibatkan anggota-anggota
keluarga.
d. Status
sosio-ekonomi
Orang-orang
mudah dari golongan menengah mempunyai lebih banyak waktu untuk rekreasi serta
dapat mengikuti lebih banyak bentuk rekreasi dan menghabiskan waktu luang
sebagai penonton, sebagian kegiatan rekreasi ini berhubungan dengan pekerjaan.
e. Jenis
kelamin
Lepas
dari soal apakah mereka itu sudah berkeluarga atau belum, bentuk rekreasi orang
mudah akan berubah secara drastis apabila ia sudah dewasa. Sebagian besar
rekreasi wanita yang sudah berkeluarga, terbatas pada bentuk-bentuk rekreasi di
rumah.
f. Permainan
sosial
Orang-orang
dewasa muda yang populer dan mempnyai banyak teman di sekolah atau ditempat
kerja mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mengikuti bentuk-bentuk rekreasi
sosial sesudah ia tamat sekolah daripada orang yang sewaktu bersekolah kurang
populer atau yang bertempat tinggal jauh dari teman-temannya di sekolah.
Orang-orang muda yang sedang menyelesaikan pendidikannya mempunyai lebih banyak
kesempatan untuk rekreasi daripada orang yang tidak orng yang tidak lagi
bersekolah. Orang-orang mempunyai mobilitas tinggi tidak mempnyai banyak kawan
dan tidak cepat diterima dalam lingkungan masyarakat baru. Dengan sendirimya,
bentuk rekreasinya terutama solitair atau terbatas pada lingkungan keluarga.
g. Minat
sosial
Masa
dewasa dini sebagimana ditekankan oleh Erickson, merupakan mata “krisis
keterpencilan.” Dalam masa ini pria dan wanita sering merasa kesepian. Pria
muda yang belum menikah sering tidak tahu apa yang harus dikerjakan pada
waktu-waktu luang. Seperti halnya dewasa yang belum menikah, mereka merasa
kesepihan karena teman-teman lama sudah berpacar dan banyak diantaranya yang sudah
sibuk dengan urusan keluarga atau sibuk berpacaran. Akibatnya mereka kehilangan
bergaulan yang menyenangkan masa remaja ketika selalu ada teman untuk diajak
berbincang-bincang atau melakukan kegiatan bersama lain.
Havighurst
telah menjelaskan bahwa rasa kesesepian pada masa dewasa dini terjadi karena
masa ini merupakan “periode yang relatif kurang terorganisir dalam kehidupan
seseorang, yang menandai transisi dari lingkungan yan terbagi menurut status
sosial”.
g).Faktor
yang mempengaruhi partisipasi sosial pada masa dewasa dini:[1]
a. Mobilitas sosial
b. Status sosio-ekonomi
c. Lamanya tinggal dalam satu kelompok masyarakat
d. Kelas sosial
e. Lingkungan
f. Jenis kelamin
g. .umur kematangan seksual
h. Urutan kelahiran
i.
Keanggaotaan
gereja
1.
PERUBAHAN
NILAI POPULARITAS
Populeritas
kurang penting bagi orang yang mendekati usia mudya. Beberapa teman yang cocok
lebih bernilai daripada kelompok besar yang kurang serasi atau yang kurang
akrab. Sikap sosial atau kurangnya penerimaan sosial mempengaruhi orang dewasa
seperti juga dialami remaja, tetapi pengaruhnya tidak sebesar dulu. Apabila
diterima dalam kelompok yang mereka ingatkan, mereka akan tunduk pada tekanan
kelompok dan menyesuaikan dengan keinginan kelompok.
2.
MOBILITAS
SOSIAL PADA MASA DEWASA DINI
Ada
dua macam mobilitas yang penting perananya dalam kehidupan orang muda, yaitu
mobilitas geografis dan sosial. Mobilitas geografis berati berindah dari satu
tempat ke tempat lain. Ini lebih sering dilakukan untuk pekerjaan daripada
alasan sosial.
Mobilitas
sosial berati berpindah dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial yang lain.
Ini biasa terjadi secara horizontal, yaitu berpindah kelompok sosial lain pada
tingkat yang sama atau secara vertikal, yaitu berpindah ke kelompok sosial yang
lebih tinggi atau lebih rendah. Umumnya orang muda ingin bergerak ke atas,
hanya sedikit yang puas berpindah ke jenjeng yang lebih rendah.
3.
kondisi-kondisi
yang memudahkan peningkatkan
mobilitas sosial
1. Tingkat
pendidikan yang tinggi menjadi dasar keberhasilan dalam bisnis atau bidang profesi,
yang akan membuka jalan bagi individu bersangkutan untuk menjalin hubungan
dengan orang-orang yang statusnya lebih tinggi.
2. Kawin
dengan orang yang statusnya lebih tinggi.
3. Hubungan
keluarga yang membantu sebagai “katrolan” di bidang pekerjaan.
4. Penerimaan
dan penerapan kebiasaan, niali dan lambang dari suatu kelompok yang berstatus
lebih tinggi.
5. Uang,
dari warisan atau hasil jerih payah sendiri yang dapat digunakan untuk membeli
rumah yang lebih bagus dilingkungan yang lebih baik serta harta kekayaan lainnya
yang dapat menyatakan status yang tinggi.
6. Pindah
keanggotaan gereja ke gereja yang lebih tinggi statusnya.
7. Peran
serta aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat dari golongan atas.
8. Lulusan
perguruan tinggi yang ternama.
9. Keanggotaan
salah satu atau beberapa perkumpulan eksklusif.
Kegiatan
social pada masa deawasa dini sering sangat di batasi karena berbagai tekanan
seperti pekerjaan, keluarga. Sebagai akibatnya banyak orang dewasa muda
mengalami yang sering disebut oleh ereksen ialah “krisis isolasi” yaitu masa
kesepian karena terisolasi dari kelompok sosial. Selama masa dewasa ini peran
serta sosial sering terbatas dan perubahan dalam persahabatan, pengelompokan
social dan nilai-nilai yang diberikan pada popularitas dan status pemimpin tidak dapat dihindari lagi.
Bab 2.
MASA DEWASA MADYA
Usia
madya sering juga disebut dengan “ sarang
kosong” yaitu suatu periode yang dimana peran perubahan secara derastis
terjadi baik bagi suami maupun istri yang kurang,menyebabkan traumatik dari
pada sebab yang ditimbulkan oleh kepercayaan yang sudah populer dalam
masyarakat tentang periode sarang kosong yang mengerikan. Bagi wanita dalam
masa ini lebih banyak memerlukan penyesuaian terhadap pola hidup ketimbang
pria.
Penyesuaian
diri terhadap pekerjaan bagi pria maupun wanita usia madya sangat pelik karena
dipengareuhi oleh berbagai faktor misalnya, sikap sosial yang tiddak
menyenangkan, kebijaksanaan sistem kontrak kerja, meningkatnya penggunaan mesin
otomatis, kelompok kerja, peran istri semakin meningkat, keharusan pensiun,
dominasi perusahaan besar dan kemungkinan adanya relokasi perusahaan
Ada dua
penyesuaian terhadap keluarga pihak pasangan yang harus dilakukan oleh sebagian
besar orang tua usia madya. Pertama
penyesuaian diri terhadap anak-anak dan yang kedua, penyesuaian diri untuk
merawat orang tua uisia lanjut.
Masalah
yang biasa timbul pada usia ini ialah masalah yang bersifat umum bagi para janda atau duda adalah ekonomi,
sosial, hubungan kekeluargaan, pekerjaan rumah tangga sehari-hari, .
Bahaya-bahaya
pernikahan pada usia madya ialah keharusan untuk mengubah peran, kebosanan,
ketidak mampuan dalam menetapkan hubungan yang baik dan memuaskan dengan
pasangan sebagai pribadi, menentang pernikahan anaknya, penyesuaian seksual, merawat
orang tua usia lanjut.
Perubahan
kondisi bekerja yang mempengaruhi pekerja usia madya.
1) Sikap social yang tidak menyenangkan
2) Keja kelompok
3) Masa pension wajib
4) Pearan isteri[2]
Penilaian
penyesuaian diri dengan usia madya
a. Tingkat emosional
Tingkat
emosional seorang merupakan kreteria kedua yang digunakan untuk mengukur
keberhasilah seseorang dalam penyesuaian dirinya dengan masa usia madya atau
sebayany. Artinya seberapa tegang ia menghadapi masa usia madya.
b. Efek kepribadian
Cara
yang di dalamnya perubahan peran dan
fisik mempengaruhi konsep diri orang usia madya adalah kreteria ketiga yakni
sebarapa baik seseorang melakukan penyesuaian diri dengan masa usia madya.
Apabila penyesuiannya relative bagus, maka konsep rpibadinya akan positif. Ia
akan merasa bahwa dirinya masih berguna bagi masyarakat dank arena itu ia masih
dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi masyarakat. Apkah ia akan
berbuat sesuatu untuk keperluan keluarga, social ataupun karier. Sebaliknya
individu yang buruk dalam penyesuaian diri
akan mengembangkan jkonsep diri yang negative. Cirri-cirinya adalah
bahwa ia sendiri merasa tidak berguna dan tidak bernialai.
Terjadinya gangguan kepribadian yangt bagi usia madya
berhubungan erat dengan cara penyesuaian emosi dan social yang buruk.
Bab 3.
USIA LANJUT
Adalah periode
penutup dalam rentang kehidupan seseorang yaitu suatu periode di mana seseorang
telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau
beranjak dengan waktu yang penuh dengan manfaat.
Ciri-ciri
usia ini
1) Merupakan periode kemunduran
2) Perbedaan induvidu pada efek menua
3) Usia lanjut dinilai kreteria yang berbeda
4) Berbagai stereotype orang usia lanjut
5) Sikap social usia lanjut
6) Mempunyai status kelompok minoritasnya
7) Menua membutuhkan perubahan peran
8) Penyesuaian yang buruk
9) Keinginan untuk menjadi meda kembali sangat kuat
Pariasi
perubahan mental
Secara umum
mereka mempunyai pengalaman inteliktual lebih tinggi secara relatif penurunan
efesiensi mental kurang, di banding mereka yang pengalaman inteliktualya
rendah.
PERUBAHAN
MINAT PADA USIA LANJUT.
seperti
perubahan fisik, mental dan gaya hidup orang-orang berusia lanjut, juga terjadi
perubahan minat dan keinginan yang tidak dapat dihindari.
a) . minat pribadi
Minat
atau ketertarikan pribadi pada usia lanjut antara lain meliputi minat terhadap
diri sendiri, minat penampilan minat pada pakaian dan minat pada uang.
b) . minat sosial
Dalam
bertambahnya usia mengakibatkan banyak orang yang merasa menderita karena jumlah
kegiatan sosial yang dilakukannya semakin berkurang. Halini lazim diistilahkan
sebagai lepas dari kegiatan kemasyarakatan (social disengagement)..
Jenis-jenis
kegiatan sosial yang dihentikan
Berhentinya
seseorang dari kegiatan sosial bisa terjadi secara sukarela atau terpaksa.
Dalam hal ini pengunduran diri secara sukarela mereka menganggap bahwa kegiatan
jenis itu sudah tidak cocok dengan kebutuhan mereka. Seperti minat terhadap
diri mereka sendiri meningkat maka minat terhadap orang lain berkurang sampai
minat sosial mereka dibatasi oleh kondisi keluarga.
a). partisipasi sosial
b). sumber kontak sosial
c). minat terhadap keagamaan
minat sosial, meskipun orang-orang yang self
actualized kadang-kadang merasa terganggu sedih, dan marah oleh cacat atau
kekurangan umat manusia, mereka mengalami ikatan perasaan yang mendalam dengan
sesamanya.[3]
DAFTAR FUSTAKA
- Elizabet b.Hurlock.Psiikologi Perkembangan Edisi 5.
Erlangga.Jakarta. 1980
- E. Koswara. Teori
Kepribadian. PT Eresco. Bandung. 1991
Tidak ada komentar:
Posting Komentar