Senin, 27 Agustus 2012

Lahat Tuan Rumah Festival Sriwijaya - Sriwijaya Post

Lahat Tuan Rumah Festival Sriwijaya - Sriwijaya Post

membersihkan hati


 membersihkan hati

Membersihkan hati dan menolak kehendak hawa nafsu yang keji itu fardlu ‘ain hukumnya. Akan tetapi, membersihkan hati itu sangat sukar karena penyakit hati (illat-illat) itu tidak terlihat oleh mata tetapi dapat ditangkap dengan hati. Untuk menandingi illat-illat tersebut harus ada Nur yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera tetapi tertangkap oleh hati. Dengan Nur tersebut keluarlah manusia dari gelap gulita ke terang benderang dengan izin Tuhannya.
Cara kaum Sufi membuang penyakit hati tersebut adalah dengan riyadhah dan latihan-latihan yang antara lain meliputi bertaubat, membersihkan Tauhid, taqarrub kepada Allah, mengikuti Sunnah Nabi, memperbanyak ibadah, qiyamul lail, tidak memakan/meminum makanan/minuman yang haram, tidak menghadiri tempat yang menambah nyala api hawa nafsu, tidak melihat pemandangan yang haram, dan menahan diri dari ajakan syahwat. Riyadhah dan latihan khusus kaum Sufi untuk membersihkan hati adalah dengan DZIKRULLAH, berdzikir dengan menyebut nama Allah. Hal ini dilandaskan pada Firman-firman Allah SWT dalam Al-Qur’an seperti: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu; dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni’mat)- Ku.” (Al-Baqarah 152), “Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak- banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang”, “Adapun orang laki-laki yang banyak berdzikrullah, demikian juga orang-orang wanita, disedikan Allah baginya ampunan dan pahala yang besar” (Al-Ahzab 35), dan “(yaitu) orang-orang yang beriman dan dan hati mereka menjadi tenteram dengan dzikrullah. Ingatlah hanya dengan dzikrullah hati menjadi tenang” (Ar-Ra’d 28).
Landasan lain yang digunakan kaum Sufi adalah sabda-sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi: “Bahwasanya hati itu itu kotor seperti besi yang berkarat dan pembersihnya adalah Dzikrullah”, “Bagi setiap sesuatu ada alat pembersihnya, dan alat pembersih hati adalah “DZIKRULLAH”, dan “Jauhkanlah Syaithanmu itu dengan ucapan ‘LAA ILAAHA ILLALLAH, MUHAMMADUR RASULULLAH’, karena syaithan itu kesakitan dengan ucapan kalimat tersebut, sebagaimana kesakitan unta salah seorang kamu sebab banyaknya penunggang dan banjirnya muatan diatasnya”, “Dzikir kepada Allah SWT, jadi benteng dari godaan syaithan”, dan “Allah berfirman ‘LAA ILAAHA ILLALLAH adalah bentengKu. Barang siapa mengucapkannya, masuklah ia kedalam bentengKu. Dan barang siapa masuk ke dalam bentengku, maka amanlah ia daripada azabKu. (Hadist Qudsi).”
Pengertian umum dzikir adalah mengingat Allah; dengan demikian, setiap ibadah (baik yang fardlu maupun sunnat) seperti sholat, zakat, puasa, haji, baca Qur’an, da’wah, belajar, berusaha, dll yang dilakukan semata atas nama Allah atau dengan mengingat Allah adalah dzikir. Akan tetapi disamping melaksanakan hal-hal tersebut, kaum Sufi melaksanakan Thariqat-dzikir secara khusus yang merupakan cara pembersihan ruh pada sisi Allah (hati) secara Sufi, yaitu dengan menyebut LAILAA HA ILLALLAH atau ALLAH baik sendiri-sendiri maupun berjamaah dengan “cara tertentu.”
Penulis tidak dapat menyampaikan metode Dzikrullah tersebut oleh karena hanya Guru Sufi yang mursyid dan murid-muridnya yang telah diberi “ijazah”lah yang berwenang mengajarkan metode Tha- riqat-dzikir tersebut. Yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa para guru Sufi mengajar murid-muridnya mula-mula berdzikir dengan lidah (dzikir zahar, dzikir dengan suara keras), kemudian meningkat secara teratur kedzikir hati (dzikir khofi, dzikir yang tidak bersuara karena didalam hati) yang awalnya disengajakan kemudian menjadi kebiasaan, lantas meningkat lagi ke dzikir Sirri (dzikir di dalam hatinya hati). Hamba Allah yang sudah mampu berdzikir sirri ini tidak akan pernah terputus dzikirnya meskipun ia terlupa berdzikir. Sementara itu, sang guru pun membantu muridnya yang sedang dalam keadaan salik untuk menundukkan dan mengalahkan hawa nafsunya.
Ulama-ulama Sufi berkata: “Apabila murid-murid mengucapkan dzikir LAA ILAAHA ILLALLAH dengan memusatkan perhatiannya secara bulat kepadaNya, maka terbuka segala tingkat ajaran Thariqat dengan cepat, yang kadang-kadang terasa dalam tempo satu jam, yang tidak dapat dihasilkan dengan ucapan kalimat lain dalam tempo satu bulan atau lebih.”
Dengan berdzikir yang dilakukan secara khusyu’ dengan bimbingan Guru Sufi yang mursyid, murid dapat membersihkan cermin hatinya dari sifat-sifat yang rendah secara dikit demi sedikit. Dalam masa itu, menyesallah sang murid atas dosa-dosa yang dilakukannya sehingga ia mencucurkan air mata dan berkehendak memperbaiki tingkah lakunya. Ia tidak rela untuk berada lagi dalam kelupaan dan kemaksiatan dengan mengikuti hawa nafsunya. Ia bertobat dan minta ampun dan mengikuti petunjuk Tuhannya. Maka cermin hatinyapun mulai dapat menerima dan memancarkan Nur Illahi yang kemudian merasuk keseluruh tubuhnya dan mempengaruhi segala ucapan, tingkah laku, dan perbuatannya dengan segala keutamaan.

sumber: http://filsafat.kompasiana.com/2009/09/08/dzikir-membersihkan-hati/

Minggu, 26 Agustus 2012

ceita lebaran


CERITA LEBARAN
20 Agustus 2012


Pagi ini sangat indah burung kudengar berbunyi di kebun dekat rumah ku dan embun berterbangan pagi ini, hari ini adalah hari lerbaran aku pagi-pagi suah bangun itu kira-kira jam 4.30 pagi aku langsung mandi kesungai karena lebaran kali ini aku disuruh takbiran oleh pengurus masjid kami, setelah mandi akupun ganti pakaian dan menyantap sedikit hidangan yang diberikan oleh orasng tuaku.. lalu berangkat kemasjid sesampai dimasjid akupun sholat masjid terlebih dahulu setelah itu saya langsung diberi mekropon oleh pengurus saya lalu negumandangkan kalimat allah huakbar dan seterusnya, sekitar satujam saya takbiran cukup membuat suara agak serek hehehe.
Setelah takbiran kami pun sholat idul fitri berjema’ah setelah itu kami berjabatan tangan sambil minta maaf. Setelah itu saya pun pulang kerumah terutama saya pergi kerumah nenek dan minta maaf tapi yang pertama saya minta maaf ialah kepada orang tua saya setelah itu barulah dengan nenek karena orang tua saya sudah ada dirumah nenek saya tadi .
Kemudian saya pulang kerumah saya dan melihat orang-orang yang sedang sibuk minghidangkan makanan di lapangan untuk makan bareng setelah hidangangan tersedia kami pun makan sebelum makan sudah tentu tidak lupa berdo’a setelah makan selesai sayapun kembali dan tidak lama kemudian teman saya datang kerumah membawa motor kemudian kami ngobrol sebentar setelah itu kami pun berangkat ketempat kawan-kawan kami kebetulan saya langsung kerumah teman saya orien dan kami pun bersalaman setelah itu berbincang sambil menyantap hidangan di rumahnya..beberapa lama kemudian sayapun pergi ketempat reza lalu saya kembali lagi kerumah dan mengambil motor,, kami ingin jalan dengan orien setelah saya mengambil motor sayapun menjemput orien untuk pergi jalan-jalan setelah ditgengah perjalanan akupun bertemu dengan orien did tidak dirumahnya lagi sudah ketempat bibiknya jadi syukur tidak usah susah payah dehh kami pun jalan keliling daerah pagun (pagar gunung) petama kami pergi kedanau untuk melihat keindahan alam setelah sampai didesa danau kamipun mampir sebentar kerumah teman saya desi apriani kemian kami langsung ke danau dan berpoto-poto disana tidak lama kemudian kami pun pergi lagi untuk melanjutkan perjalanan kami menuju tempat yakni desa air lingkar di sini kami hanya sebentar lalu kami berabgkat lagi ke daerah mulak ulu disini kami melihat pemandangan yang begitu indah kami berhenti sejenak dan bercerta setelah itu kami kemvbali lagi ke pagun kami langsung menuju desa germidar ulu mengunjungi sahabat kami  setelah itu tidak tersa hari sudah jam 4.30 sore kami harus pulang..kami lalu pulang dan saya menghantar orien terlebih dahulu kerumahnya  tidak terasa hari yang indah telah berlalu..