Rabu, 29 Mei 2013

MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL MASA MENGENAL PASANGAN

 
 

REMAJA DAN PACARAN

 
 
 
 
BAB II
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Masa remaja adalah masa yang indah.Banyak hal yang terjadi pada masa transisi remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa.Satu proses masa yang semua anak manusia telah, sedang dan akan teradi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja.Dunia remaja memang unik,sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide cemerlang dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu hal yangmenarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasanya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum mempunyai identitas diriyang lengkap.Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena tersendiri dikalangan remaja. Dan kalaupun dicari satu definisi tersendiri pacaran maka akan sulit. Sebagian ada yang mendifinisikan pacaran adalah ajang dari untuk mendapatkan kepuasan libido seksual, atau pacaran hanya sebagai label ”saya punya pacar dan dapat mendongkrak percaya diri”. Ataukah pacaran adalah suatu hal yang penting karena dengan pacaran kita punya seseorang yang bisa membantu kita dalam mengatasi persoalan hidup dan untuk definisi pacaran tentu akan ada banyak yang lainnya.
B.      Rumusan Masalah
Adapun yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1.      Apa pengertian remaja?
2.      Apa saja ciri-ciri remaja?
3.      Apa saja kebutuhan seorang remaja?
4.      Pengertian pacaran?
5.      Hubungan antara masa remaja dan pacaran?
6.      Bagaimana tahapan pacaran?
7.      Apa alasan seorang remaja berpacaran?
8.      Adakah manfaat dari pacaran?
9.      Pacaran itu perlu tidak??
10.   Bagaimana pacaran yang sehat dan betanggungjawab?
C.    Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
Ø  Memberikan penjelasan kepada pembaca tentang dunia remaja saat ini
Ø  Memberikan informasi kepada pembaca tentang bagaimana pacaran yang sehat
D.    Manfaat
Ø  Bisa mengetahui bagaimana tantangan bagi remaja saat ini
Ø  Bisa menjelaskan kepada para remaja bagaimana pacaran yang sehat
E.     Metodologi Penelitian
Penelitian yang Kami lakukan dengan menggunakan metode wawancar langsung kepada responden.
BAB III
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Remaja
Menurut Hurlock(1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun.
Menurut Monks,dkk (2000), remaja adalah mereka yang berusia 12-21 tahun.
Menurut Stanley Hall (dala Santrock 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun.,masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress).
            Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja. (Darajat Zakiah, Remaja harapan dan tantangan:
            Hal inilah yang membawa para pakar pendidikan dan psikologi condong untuk menamakan tahap-tahap peralihan tersebut dalam kelompok tersendiri, yaitu remaja yang merupakan tahap peralihan dari kanak-kanak, serta persiapan untuk memasuki masa dewasa. Biasanya remaja belum dianggap sebagai anggota masyarakat yang perlu didengar dan dipertimbangkan pendapatnya serta dianggap bertanggung jawab atas dirinya. Terlebih dahulu mereka perlu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kapasitas tertentu, serta mempunyai kemantapan emosi, sosial dan kepribadian. Dalam pandangan Islam seorang manusia bila telah akhil baligh, maka telah bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala dan apabila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa. Masa remaja merupakan masa dimana timbulnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya fakir menjadi matang. Namun masa remaja penuh dengan berbagai perasaan yang tidak menentu, cemas dan bimbang, dimana berkecambuk harapan dan tantangan, kesenangan dan kesengsaraan, semuanya harus dilalui dengan perjuangan yang berat, menuju hari depan dan dewasa yang matang.
            Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintelegensi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok.
Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini.

Fase remaja merupakan perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut Konpka (Pikunas, 1976) masa remaja ini meliputi (a) remaja awal: 12-15 tahun; (b) remaja madya: 15-18 tahun; (c) remaja akhir: 19-22 tahun. Sementara Salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
Dalam budaya Amerika, periode remaja ini dipandang sebagai “Strom dan Stress”, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan teralineasi (tersisihkan) dari kehidupan sosial budaya orang dewasa (Lustin Pikunas, 1976).
1.      Ciri-Ciri Masa Remaja
Ciri-ciri masa remaja adalah:
Ø  Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke peralihan masa dewasa.
Ø  Masa remaja sebagai periode perubahan.
Ø  Masa remaja sebagai usia bermasalah.
Ø  Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
Ø  Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena masalah penyesuaian diri dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan membutuhkan penyesuaian diri.
Ø  Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.

Ciri-ciri kejiwaan remaja, tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah condong kepada ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung, dan perhatiannya terpusat pada dirinya.
2.      kebutuhan remaja
a.       Berikut yang termasuk kedalam kebutuhan remaja :
Kebutuhan akan pengendalian diri
b.      Kebutuhan akan kebebasan
c.       Kebutuhan akan rasa kekeluargaan
d.      Kebutuhan akan penerimaan social
e.       Kebutuhan akan penyesuaian diri
f.       Kebutuhan akan agama dan nilai-nilai sosial
B.     Pengertian pacaran.
Dari hasil wawancara yang Kami lakukan sebagian besar responden mengatakan bahwa pacaran adalah hubungan yang khusus yang di jalin oleh dua anak manusia yang berbeda jenis. Tapi menurut sumber yang Kami baca mengatakan bahwa pacaran merupakan proses perkenalan antara dua insan manusia yang biasanya berada dalam rangkaian tahap pencarian kecocokan menuju kehidupan berkeluarga yang dikenal dengan pernikahan. Pada kenyataannya, penerapan proses tersebut masih sangat jauh dari tujuan yang sebenarnya. Manusia yang belum cukup umur dan masih jauh dari kesiapan memenuhi persyaratan menuju pernikahan telah dengan nyata membiasakan tradisi yang semestinya tidak mereka lakukan.
C.    Remaja dan pacaran
Masa remaja adalah masa yang indah. Banyak hal yang terjadi pada masa transisi remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua anak manusia telah, sedang dan akan teradi dalam sebuah proses tumbuh kembang remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide cemerlang dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu hal yangmenarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasanya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum mempunyai identitas diriyang lengkap.Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena tersendiri dikalangan remaja. Dan kalaupun dicari satu definisi tersendiri pacaran maka akan sulit. Sebagian ada yang mendifinisikan pacaran adalah ajang dari untuk mendapatkan kepuasan libido seksual, atau pacaran hanya sebagai label ”saya punya pacar dan dapat mendongkrak percaya diri”. Ataukah pacaran adalah suatu hal yang penting karena dengan pacaran kita punya seseorang yang bisa membantu kita dalam mengatasi persoalan hidup dan untuk definisi pacaran tentu akan ada banyak yang lainnya.
Awal dari pacaran bermula ketika remaja masuk dalam tahap pubertas. Istilah pubertas berasal dari bahasa latin yang artinya rambut. Pubertas adalah munculnya rambut didaerah genetalia (2002:20).Bila dilihat dari sudut pandang biologis. Pubertas diawali dengan adanya tanda-tanda kelamin sekunder yang akan membedakan remaja putra dan remaja putri. Menurut Cole dalamWarkitri dan kawan-kawan (2002:21), tanda-tanda tersebut adalah:
1.      Tumbuh rambut dibeberapa tempat.
2.      Pada anak putra tumbuh jakun, sedangkan putri tumbuh buah dada.
3.      Suara pada anak putra merendah, sedangkan anak putri meninggi.
4.      Pada anak putra bahu, dada bidang, sedangkan putri adalah pinggul.
5.      Otot pada anak putra kelihatan besar.
6.      Mulai berfungsi kelenjar keringat
Tradisi pacaran sendiri memiliki variasi dalam pelaksanaannya dan sangat dipengaruhi oleh tradisi individu-individu dalam masyarakat yang terlibat. Dimulai dari proses pendekatan, pengenalan pribadi, hingga akhirnya menjalani hubungan afeksi yang ekslusif. Perbedaan tradisi dalam pacaran, sangat dipengaruhi oleh agama dan kebudayaan yang dianut oleh seseorang. Menurut persepsi yang salah, sebuah hubungan dikatakan pacaran jika telah menjalin hubungan cinta-kasih yang ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas seksual atau percumbuan. Tradisi seperti ini dipraktikkan oleh orang-orang yang tidak memahami makna kehormatan diri perempuan, tradisi seperti ini dipengaruhi oleh media massa yang menyebarkan kebiasaan yang tidak memuliakan kaum perempuan. Sampai sekarang, tradisi berpacaran yang telah nyata melanggar norma hukum, norma agama, maupun norma sosial di Indonesia masih terjadi dan dilakukan secara turun-temurun dari generasi ke generasi yang tidak mememiliki pengetahuan menjaga kehormatan dan harga diri yang semestinya mereka jaga dan pelihara.
D.    Tahapan-tahapan berpacaran
§  Tahap ketertarikan. Dalam tahap ini tantangannya ialah bagaimana mendapatkan kesempatan untuk menyatakanketertarikan dan menilai orang lain. Munculnya ketertarikan kita sama doi, misalnya, karena penampilan fisik (doi cakep/cantik, tinggi), kemampuan (pintar), karakteristik atau sifat misalnyasabar, coolabis, dan lain-lain. Menurut para ahli, umumnya cowok pada pandangan pertama lebihtertarik pada penampilan fisik. Sedangkan cewek lebih karena karakteristik atau kemampuanyang dimiliki cowok.
§  Tahap ketidakpastianPada masa ini sedang terjadi peralihan dari rasa tertarik ke arah rasa tidak pasti. Maksudnya, kitamulai bertanya-tanya apakah doi benar-benar tertarik sama kita atau sebaliknya apakah kita benar-benar tertarik sama doi. Pada tahap ini kita mendadak ragu apakah mau melanjutkanhubungan atau tidak. Kalau kita enggak mampu memahami tahapan ini, kita akan mudah berpindah dari satu orang ke orang lainnya.
§  Tahap komitmen dan keterikatanPada tahap ini yang timbul adalah keinginan kita kencan dengan seseorang secara eksklusif. Kitamenginginkan kesempatan memberi dan menerima cinta dalam suatu hubungan yang khusustanpa harus bersaing dengan orang lain. Kita juga ingin lebih rileks dan punya banyak waktuuntuk dilewatkan bersamanya. Seluruh energi digunakan untuk menciptakan saling cinta danhubungan yang harmonis.
§  Tahap keintiman..Dalam tahap ini mulai dirasakan keintiman yang sebenarnya, merasa lebih rileks untuk berbagilebih mendalam dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan merupakan kesempatan untuk lebihmengungkapkan diri kita. Tantangannya adalah menghadapi sisi yang kurang baik dari diri kita.Tanpa pemahaman yang baik bahwa cowok dan cewek mempunyai reaksi yang berbeda terhadapkeintiman, kita akan mudah mengambil kesimpulan yang salah bahwa terlalu banyak perbedaanantara kita dan doi untuk melanjutkan hubungan.
E.     Alasan Remaja Berpacaran
Alasan seorang remaja berpacaran sangat berfariasi tapi sebenarnya intinya sama saja.Berdasarkan hasil wawancara Kami kepada teman-teman mahasiswa mereka berpacaran karena alasan-alasan sebagai berikut:
ü  Sebagai teman kencan
Agar tidak sendiri dalam bepergian salah satunya dengan mengajak si do’i jalan bareng. Alasan ini juga mendukung sebab-sebab remaja mempunyai pacar.
ü  Untuk motivasi belajar
Meskipun jarang, ada juga remaja yang menjadikan pacarnya sebagai motivasi untuk meningkatkan beajarnya.
ü  Membutuhkan tempat pelampiasan kasih sayang
Pacaran adalah salah satu cara untuk melampiaskan rasa kasih sayang. Yang perlu diketahui bahwa, rasa cinta dan kasih sayang itu ada dua macam yaitu companionate love dan passionate love. Companionate love adalah cinta yang ditunjukkan dalam bentuk persahabatan. Sedangkan passionate love adalah cinta yang ditunjukkan dalam bentuk cinta romantic yang lebih banyak dipengaruhi oleh aspek biologis.
Biasanya seorang remaja atau dewasa akan mencari pacar karena kebutuhan akan passionate love ini. companionate love bisa didapatkan dari persahabatan dengan ibu, bapak, saudara, keluarga dan teman. Sedangkan passionate love hanya didapatkan melalui pacaran.
ü  Ikut trend
Wah, pacaran koq biar nge-trend? Ternyata ada juga remaja yang seerti ini, menjalin hubungan agar tidak ketinggalan zaman di ere remaja sekarang.
ü  Untuk membuktikan ada yang mau
Dengan mepunyai pacar menandakan seorang remaja tersebut ada yang mencintainya.
ü  Saling bantu membantu
Ini adalah alasan yang paling sering dikemukakan,terutama bagi remaja sekolah atau masih dalam jenjang perkuliahan.Saling bantu membantu membuat tugas sekolah/kuliah misalnya,saling curhat memecahkan masalah masing-masing,dan lain-lain.
Hubungan dalam pacaran yang tidak dewasa, kadang berujung pada pemanjaan salah satu pihak. Dengan alasan ada yang membantu, seseorang misalnya, malas mengerjakan tugas sekolah atau kuliah. Dalam hal pemecahan masalah yang mereka hadapi, terkadang menghasilkan sebuah diskusi yang ngawur, tidak kunjung ada kata penyelesaian yang tepat, walaupun menghabiskan waktu yang begitu sangat panjang. Diskusinya bukan memecahkan sebuah masalah, tetapi membesar-besarkan masalah, yang terkadang sangat kecil dan bisa diselesaikan sendiri, tetapi karena tidak ada bahan pembicaraan lain, sehingga hal tak penting sama sekali pun dibicarakan.
ü  Status
Berkencan bagi laki-laki dan perempuan, terutama dalam bentuk berpasangan tetap, memberikan status dalam kelompok sebaya,
berkencan dalam kondisi demikian merupakan batu loncatan ke status yang lebih tinggi dalam kelompok sebaya.

ü  Sosialisasi
Kalau anggota kelompok sebaya membagi diri dalam pasangan-pasangan kencan, maka laki-laki dan perempuan harus berkencan apabila masih ingin menjadi anggota kelompok dan mengikuti berbagai kegiatan sosial kelompok

ü  Hiburan
Apabila berkencan dimaksudkan untuk hiburan, remaja menginginkan agar pasanganya mempunyai berbagai keterampilan sosial yang dianggap penting oleh kelompok sebaya, yaitu sikap baik hati dan menyenangkan
ü  penjajakan sebelum menikah
ada yang menganggap bahwa masa pacaran itu sebagai masa penjajakan, media perkenalan sisi yang lebih dalam serta mencari kecocokan antar keduanya. Semua itu dilakukan karena nantinya mereka akan membentuk rumah tangga. Dengan tujuan itu, sebagian norma di tengah masyarakat membolehkan pacaran. Paling tidak dengan cara membiarkan pasangan yang sedang pacaran itu melakukan aktifitasnya. Maka istilah apel malam minggu menjadi fenomena yang wajar dan dianggap sebagai bagian dari aktifitas yang normal.
F.     Manfaat pacaran
Berdasarkan hasil wawancara kami,mereka mengatakan bahwa pacaran memiliki manfaat bagi mereka,manfaat tersebut antara lain:
ü  Ada teman curhat selain teman dan orang tua
Terkadang seorang remaja malu untuk menceritakan hal-hal pribadi kepada orang tuanya,dan lebih nyaman menceritakannya kepada sang pacar.hal ini bisa jadi karena hubungan orangtua kepada anaknya kurang begitu dekat sehingga anak tidak nyaman menceritakan masalah pribadinya kepada orangtuanya.
ü  ada yang bisa ngertiin kita selain keluarga dan teman
Perhatian dari keluarga di nilai kurang oleh para remaja dan mencari seorang pacar biar ada yang memberikan perhatian kepada dia secara khusus.
ü  bisa jadi penyemangat juga
ada juga yang berpendapat bahwa dengan punya pacar maka akan jadi penyemangat bagi dia ketika menghadapi masalah.
ü  belajar bersosialisasi terhadap lawan jenis.
Pendapat berikutnya yaitu belajar bersosialisasi terhadap lawan jenis,maksudnya dengan mempunyai pacar maka seorang remaja akan bisa bersosialisasi dengan lawan jenisnya.
ü  :motivasi berprestasi,
Pendapat berikutnya yaitu menjadi motivasi perprestasi.para remaja berpendapat bahwa dengan punya pacar maka prestasi mereka akan membaik karena ada yang memberikan motivasi-motivasi dan motivasi tersebut di nilai remaja begitu kuat karena di berikan oleh orang yang special baginya sehingga mendorong sang remaja untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar tidak mengecewakan sang pacar.
ü  pembelajaran untuk dapat lebih dewasa dan konsekuen pada keputusan.ketika berpacaran tentu banyak hal yang di toleransi karena perbedaan-perbedaan keduanya mulai dari gaya hidup,dan lain-lain sehingga menuntut mereka untuk saling mengerti dan menuntut mereka untuk berfikir lebih dewasa dalam menyikapi perbedaan-perbedaan tersebut.
ü  pembelajaran untuk dapat memegang teguh suatu komitmen.pacaran adalah ajang untuk memegang teguh suatu komitmen yang telah mereka sepakti sebelum atau selama berpacaran.
G.    Pacaran itu perlu nggak sih????
Soal pertanyaan ini ada beragam pendapat yang di berikan ketika kami mewawancarai teman-teman mahasiswa ada yang merasa perlu dan juga ada yang merasa tidak perlu berpacaran.mereka merasa perlu karena:
Mumpung masih muda jadi nikmatin dulu masa muda,menurut mereka masa muda adalah masa untuk bersenang-senang,masa untuk menjalin kasih sayang dengan lawan jenis biar tidak di bilang tidak laku dan berbagai macam celaan yang di berikan kepada remaja yang tidak mempunyai pacar.
Sedangkan yang bilang tidak perlu karena mereka beralasan bahwa agama kita (islam) melarang yang namanya pacaran.
H.    Pacaran yang sehat
Dari hasil wawancara Kami tentang hal ini mereka mengatakan bahwa pacaran yang sehat itu dengan cara melakkukan pendekatan dan saling mengenal pasangannya dengan cara yang positif,tidak melakukan seks bebas,dan tidak merugikan kedua belah pihak.
Berdasarkan sumber yang kami kumpulkan,pacaran yang sehat itu antara lain:
·         Sebelum memulai hubungan pacaran, alangkah baiknya jika Kita melakukan pendekatan terlebih dahulu. Pendekatan di sini Kami maksud sebagai proses Kita untuk mengetahui bagaimana pola tingkah laku, ataupun keseharian calon pasangan Kita. Hal ini dilakukan agar kelak pada saat berpacaran tidak ada rasa penyesalan saat Kita mengetahui  ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan Kita yang dimiliki oleh calon pasangan Kita.
·         Sebelum memulai hubungan pacaran, sebaiknya kita juga harus jujur kepada pasangan kita. Jujur di sini saya maksud adalah agar kita mengakui segala sesuatu tentang kita, baik itu tentang kebaikan dan keburukan kita. Terutama keburukan, karena tidak dapat dipungkiri lagi orang lain pasti lebih bisa menerima kebaikan daripada keburukan orang lain. Hal ini dilakukan agar pasangan kita tidak lagi terkejut apabila saat menjalani hubungan tingkah buruk kita diketahui, karena sepintar-pintarnya manusia menutupi keburukannya pasti akan ketahuan juga suatu saat. Oleh karena itu, saya beranggapan lebih baik kita menerima keburukan pasangan kita terlebih dahulu daripada menerima kebaikannya, karena semua manusia adalah tempat di mana kekhilafan dan kesalahan selalu terjadi.
·         Pada saat menjalin hubungan, sebaiknya kita selalu saling percaya terhadap pasangan masing-masing. Saling percaya di sini bukan berarti kita membiarkan apasaja bebas dilakukan pasangan kita, asalkan dia suka TIDAKK… saling percaya di sini saya maksudkan bahwa suatu sikap yang memberikan rasa percaya dengan anggapan bahwa dia selalu bertanggung jawab dengan semua perbuatannya dan tidak akan melakukan apapun yang bisa merusak hubungan yang sedang dijalin. Dalam hal ini sebaiknya kita tidak terlalu berlebih dalam memberikan perhatian apalagi sampai membuat pasangan kita sampai merasa terkekang.
·         Selalu berpikiran positif atas apa yang dilakukan oleh pasangan kita.
·         Dan ini adalah point penting yang belakangan ini banyak dilupakan oleh muda-mudi saat ini dalam menjalani hubungan pacaran, dimana kita harus menjauhi apa yang di sebut dengan melakukan hubungan badan di luar nikah. Hal ini adalah pelanggaran berat yang melanggar kesusilaan, norma-norma agama, dan nilai-nilai luhur hidup. Rasa sayang dan cinta dalam tahap pacaran tidak harus digambarkan dengan melakukan hubungan ini, dewasa ini banyak pasangan yang mengatakan bahwa mereka melakukan hubungan suami istri karena dilandaskan oleh rasa saling cinta dan saling sayang padahal itu salah. Apabila kita mencintai dan menyayangi pasangan kita seharusnya kita menjaga dia dan menjauhkan dia dari hal-hal buruk seperti ini sampai kita dan pasangan kita menuju ke jenjang pernikahan. Oleh karena itu langkah yang baik agar kita dapat terhindar dari perbuatan ini adalah dengan cara mendekatkan diri selalu dengan TUHAN YME melalui ajaran agama yang kita yakini masing-masing. Dan juga sebaiknya kita masing-masing harus bisa lebih mawas diri dan mengontrol diri kita masing, kita harus belajar membuang hawa nafsu dan pikiran-pikiran negative yang ada di dalam diri kita sendiri.
·         Sebaiknya orang tua atau keluarga kita mengetahui dengan siapa kita sedang menjalani hubungan pacaran. Mungkin untuk sebagian orang hal ini adalah hal yang malas untuk dilakukan, tetapi menurut saya pribadi ini adalah hal yang baik, kita ambil satu sisi positif nya apabila orang tua kita mengetahui kita berpacaran dengan seseorang kita lebih bisa belajar untuk menjalin hubungan pacaran yang serius dan bukan lagi “pacaran main-mainan”. Lagipula orang tua mempunyai pengalaman yang lebih jauh dari kita, sehingga kita bisa meminta pendapat apabila kita perlu orang lain untuk “sharing” tentang hubungan kita.
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Penelitian yang kami lakukan dengan menggunakan metode wawancara dengan sejumlah pertanyakan di ajukan ke responden.Hal-hal yang kami pertanyaan sebagai berikut:
1.      Apa pengertian pacaran menurut Anda??????????
2.      Apa manfaat pacaran bagi Anda??????????
3.       Ketika pacaran hal-hal apa saja yang Anda lakukan??????????
4.      Apa alasan Anda berpacaran???
5.      Menurut Anda pacaran itu perlu tidak??????????
Responden 1:
1.      Menurut Saya,pacaran adalah jalinan kasih antara pria dan wanita yang sedang di landa cinta.
2.      Manfaat pacaran bagi Saya yaitu ada teman curhat selain teman dan orang tua
3.      Hal-hal yang Saya lakukan ketika berpacaran yaitu ngobrol,jalan,nonton,curhat,makan
4.      Alasan Saya berpacaran yaitu biar ada yang perhatiin
5.      Menurut Saya pacaran itu perlu dan tidak perlu.
a.       Perlunya mumpung masih muda jadi di nikmatin dulu
b.      Tidak perlunya boros waktu
Respondon 2:
1.      Menurut Saya,pacaran adalah hubungan antara pria dan wanita yang telah merasakan kasih sayang dan kecocokan antara keduanya.
2.      Manfaat pacaran bagi Saya ada yang bisa ngertiin kita selain keluarga dan teman terus bisa jadi penyemangat juga.
3.      Hal-hal yang Saya lakukan ketika berpacaran yaitu jalan,ngobrol,curhat,makan,
4.      Alasan Saya berpacaran yaitu buat seriusan ke masa depan.
5.      Menurut Saya pacaran itu perlu dan tidak perlu.
a.       Perlunya yaitu sebagai penjajakan sebelum menikah.
b.      Tidak perlunya yaitu menurut agama tidak boleh.
Responden 3:
1.      Menurut Saya,pacarn adalah 2 orang berbeda jenis kelamin yang saling menyayangi.
2.      Manfaat pacaran bagi Saya yaitu belajar bersosialisasi terhadap lawan jenis.
3.      Hal-hal yang Saya lakukan ketika berpacaran yaitu aktif berkomunikasi,saling memberi perhatian khusus.
4.      Alasan Saya berpacaran yaitu menjaga gengsi atau karena butuh kasih sayang dan menyayangi.
5.      Menurut Saya pacaran itu tidak perlu karena masih banyak hal penting yang ingin di capai untuk membahagiakan orang tua.
Responden 4:
1.      Menurut Saya,pacaran adalah menjalin suatu komitmen dengan lawan jenis yang dapat memberikan keyakinan,kesamaan minat,kesamaan pemikiran,memberikankenyamanan,dan lain-lain.
2.      Manfaat pacaran menurut Saya yaitu:motivasi berprestasi,pembelajaran untuk dapat lebih dewasa dan konsekuen pada keputusan,pembelajaran untuk dapat memgang teguh suatu komitmen
3.      Hal-hal yang Saya lakukan ketika berpacaran yaitu ngobrol,beraktivitas sama-sama,meluangkan waktu buat hobby yang sama.
4.      Alasan Saya berpacaran yaitu sama-sama suka dan sama-sama ingin memiliki.
5.      Menurut Saya pacaran itu perlu dan tidak perlunya tergantung situasi dan kondisi.
Dari hasil wawancara di atas Kami bisa menarik beberapa kesimpulan di antaranya:
1.      Pacaran adalah jalinan atau hubungan khusus yang di jalin oleh 2 anak manusia yang berbeda jenis.
2.       Manfaat pacaran sebagai pembelajaran untuk menjaga komitmen,sebagai penyemangat dan tempat mencurahkan isi hati.
3.      Hal-hal yang di lakukan ketika berpacaran yaitu makan,jalan bersama
4.      Alasan berpacaran yaitu butuh perhatian,penjajakan sebelum menikah.
5.       
BAB IV
     KAJIAN TEORI
            Berbicara tentang remaja maka kita akan di hadapkan pada persoalan-persoalan seperti tingkah-tingkah unik para remaja dan salah satunya adalah pacaran yang sekarang sudah jadi trend di kalangan remaja.Seorang remaja akan di cela atau bahkan di jauhi sama teman-temannya jika belum memiliki pacar,maka dari itu seorang remaja akan menjalin hubungan dengan lawan jenisnya agar tidak di hina sama teman-temannya.
Berkaitan dengan persoalan di atas kita bisa menjelaskannya dengan menggunakan teori dari Abraham Maslow tentang Hierarki Kebutuhan.
Menurut teori ini manusia itu cenderung untuk selalu memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga apa yang dia lakukan, semata-mata untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. dari sikap dan cara untuk mendapatkan kebutuhannya itulah yang akhirnya akan membentuk perilaku dan kepribadiannya. Maslow membagi kebutuhan manusia menjadi lima. Yaitu mulai dari yang paling dasar, kebutuhan fisik (makan, minum, sehat, bernafas, dll). Kemudian kebutuhan rasa aman (perasaan aman, kondusif, tenang, dan damai). Lalu kebutuhan cinta kasih (kebutuhan individu untuk selalu dicintai). Naik lagi menjadi kebutuhan harga diri (kebutuhan individu untuk dihormati dan dihargai kemudian ditunjukkan dalam pencapaian status, prestasi, dll.). Dan kebutuhan final serta yang tertinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan individu untuk mengekpresikan dirinya). Bila kita gambarkan, maka kita dapat melihat dengan jelas urutan-urutan kebutuhan tersebut.
Menurut Maslow, kebutuhan-kebutuhan tersebut bertingkat. Jika kebutuhan yang ada di bawahnya belum terpenuhi, maka kebutuhan yang di atasnya tidak akan terpenuhi. Maslow juga membagi kebutuhan tersebut ke dalam dua kelompok. Yaitu kelompok D-need (deficit need) seperti kebutuhan fisik, rasa aman, cinta, dan harga diri. Dan yang kedua adalah kebutuhan B-need (being need) yaitu kebutuhan aktualisasi diri. D-need merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka seseorang akan terus berusaha semampunya untuk mencari kebutuhan dan memenuhi kebutuhan D-need tersebut. Dan akan berakhir ketika dia merasa kebutuhannya telah terpenuhi. Namun tidak menutup kemungkinan dia akan mencari lagi kebutuhan itu layaknya orang yang mencari air ketika dia haus lagi.

Dengan memahami teori dari Abraham Maslow, orang yang punya pacar, pacaran atau berpacaran kemungkinan :
Ø  Berasal dari keluarga yang broken home, sehingga dia tidak pernah merasakan cinta kasih dari orang tua dan keluarganya. Jika hal ini terus terjadi sampai dia dewasa, maka disinilah kebutuhan neurotiknya mulai tumbuh dan berkembang, dimana dia akan selalu terobsesi untuk mendapatkan cinta yang sebanyak-banyaknya dan cenderung berlebihan. Ketika itu sampailah ke telinganya tentang budaya pacaran yang sedang ngetrend di kalangan muda. Dan untuk memenuhi kebutuhan akan rasa cinta yang begitu kuat itu, akhirnya terjadilah apa yang kita sebut dengan pacaran. Bahkan, bisa jadi pasangan/pacarnya itu juga mempunyai visi dan misi yang sama, yaitu mencari dan mendapatkan cinta, karena kebetulan sama-sama berasal dari keluarga yang broken home.
Ø  Kurang mendapat kan cinta dari orang tuanya ataupun sudah mendapat kan kasih sayang yang berlimpah dari keluarganya tapi dia belum merasa hidupnya sempurna karena belum mempunyai pacar yang merupakan orang yang akan mewarnai hidupnya.
Ø  Seorang remaja berpacaran untuk mendapat pengakuan dari teman sebaya nya bahwa dia sekarang ada yang suka.
Ø  Karena gejolak muda dimana mereka selalu ingin mencoba hal-hal baru dan tidak mau di bilang ketinggalan jaman karena tidak memiliki pacar.
BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan ide-ide cemerlang dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu hal yangmenarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Bahkan ada rumor yang menarik, bahwasanya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum mempunyai identitas diriyang lengkap.Memang tidak dapat dipungkiri bila pacaran merupakan fenomena tersendiri dikalangan remaja.
B.     Saran
Ø  Jadikan agama dan keimanan sebagai alat untuk membatasi atau mengontrol diri dalam berpacaran agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas atau seks bebas.
Ø  Bagi mempunyai pacar diharapkan untuk bisa menjaga diri, kehormatan kesucian dan nama baik dirinya sendiri, keluarga, agama, almamater dan daerah asalnya serta bangsanya.
Ø  Jadikan pacaran sebagai motivasi atau penyemangat untuk berprestasi dalam bidang pendidikan.
Ø  Ada baiknya tidak usah pacaran ta’aruf saja sesuai yang di ajarkan agama kita (islam) agar segala macam fitnah tidak terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/16577941/Pacaran-Di-Kalangan-Remaja-Sekarang