Minggu, 21 Oktober 2012

makalah terapi rasional emotif



TERAPI RASIONAL EMOTIF

DISUSUN OLEH:
Kelompok (6)



1. Akbar Robi Salam (10350006)
DOSEN PEMBIMBING:
Yeyen Fitriani,M.Si. M,Pd


FAKULTAS USHULLUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
 2012




KATA PENGANTAR
Assalammu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kadang kala manusia dalam mengarungi bahtera hidupnya selalu menemui persoalan, misalnya menemui kesulitan ekonomi, kegagalan dalam mencapai tujuan, seringkali bermalas-malasan, kurang kewibawaan, kurang disukai orang banyak, bahkan kadang kala jiwa terancam. Untuk semua itu hendaklah di hadapi dengan penuh ketaqwaan.
Dan tawakal kepada Allah, bukan di hadapi dengan jalan yang menyimpang dari ajaran agama.
Oleh sebab itu kami menyajikan makalah kami ini dengan harapan dapat membantu kawan-kawan, untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan terepi emotif, Dan kami mengucapkan kepada teman-teman apabila dalam penyajian hasil observasi ini terdapat kekurangan atau kesalahan, kiranya teman-teman untuk memberikan kritik dan saran demi lebih sempurnanya laporan yang kami buat ini.  Terimakasih.
Wassalam Mualaikum Warohmatullahhi Wabarohkatuh
Palembang,      oktober 2012 

Akbar Robi Salam







DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………………………………1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..2
BAB 1 PENDAHULUAN
a.       Latar belakang………………………………………………………….3
BAB 2 PENGERTIAN DAN PEMBAHASAN
1.      Biography………………………………………………………………5
2.      Pengertian terapi rational emotif……………………………………….6
3.      Konsep-konsep utama…………………………………………………11
4.      Terapi rasional emotif dan teori kepribadian ……………………...….11
5.      Teori A-B-C tentang kepribadian …………………………………….12
6.      Tujuan-tujuan dari terapiotik……………………………...…………..12
7.      Fungsi dan peran terapis  ……………………………………………..13

     
BAB 3 PENUTUP
1.      Kesimpulan…………………………………………….………………15
2.      Keritik dan saran

DAFTAR PUSTAKA









BAB.I
PENDAHULUAN
a.       Latar belakang
Teori rasional emaotif (TRE) memisahkan diri dari beberapa sistem yang dipaparkan dalam buku ini yaitu pendekatan psikoanalik, terpusat pada pribadi, dan gestalt. Saya telah menyeleksi untuk dimasukkan didalamnya oleh karena ini merupakan perspektif yang menantang terhadap banyak dari isu dasar dari onseling dan psikoterapi. TRE banya kesamaannya dari terapi yang berorientasi pada kognisi, perilaku , dan perbuatan, dalam arti bahwa TRE menekankan pada berfikir, memperkirakan, mengambil keputusan, menganalisis dan berbuat.
TRE sangat didaktis, sangat direktif, dan memiliki kepedulian yang seimbng antara pikiran dan perasaan. TRE berdasarkan pada asumsi bahwa kognisi, emosi, dan perilaku berinteraksi secara signifikan dan memiliki hubungan sebab akibat yang timbal balik. Melalui perkembangannya TRE terus menerus menekankan kepada tiga modalitas itu serta interaksinya, dan oleh karenanya memberinya ciri sebagai yang menggunakan pendekatan elektik yang multi modal. Depresi yang melanda amerika serikat pada thun 1930-an memberi pengaruh pada Ellis tenteng impiannya menjadi pengusaha yang kaya tetapi ia tidak hentinya menulis, dan menyelesaikan menuskrip dengan sekedar buku senabanyak 20 buah, termasuk fiksi, puisi, darama, dan non fiksi pada saat ia berusia 28 tahun. Beberpa buah menuskripnya pernah hampir diterbitkan namun tidak satupun yang pernah berhasil diterbitkan. Tanpa ada rasa takut kecewa ia teruskan penelitian serta penulisannya dibidang seks cinta kasih dan perkawinan dan menjadi demikian menguasai bidang ini hingga banyak teman-teman serta anggota keluarganya yang minta nasehat tentng masalah pribadi masing-masing. Karena menyadari akan ketrampilannya memberikan konsultasi pada orang banyak, dan juga merasakan betapa ia menikmatinya maka iapun bertekat menjadi psikolog. 8 tahun setelah kelulusannya dari Colege ia masuk matrikulasi program psikologi klinis di Teacer Colege, Columbia. Dia memulai prktiknya dalam bidang perkawinan, keluarga, dan terapi seks. Karena percaya bahwa psikoanalisis adalah betuk terapi yang paling dalam maka Ellis dianalisis dan di supervisi oleh aliran Karen Horni.
 Dari tahun1947-1953 dia mempraktikkan analisis klasik dan psikoterapi yang berorientasi pada analisis.Setelah dia sampai pada sampai pada kesimpulan bahwa psikoanalisis itu secara relatif merupakan bentuk penangan yang semu dan tidak ilmiah maka dia pun bereksperiman dengan beberapa sistem yang lain. Pada awal tahun 1955 dia menggabungkan terapi humanistik, filosofis, dan behavioral menjadi terapi emosiaonal emotif (TRE). Ellis berhak menyadang gelar ayahnya TRE dan kekeknya terapi kognitif behavioral. Dalam sebuah wawancar dia ditanya sebagai apa kiranya, ia ingin dikenang setelah kemtiannya nanti.














BAB II
PEMBAHASAN
1.      Biograpy Albert Ellis
Diperkenalkan pada tahun (1995) oleh albert ellis yang lahir pada tanggal 27 september (1913) di piisburgh,pennylvania, yang kemudian dibesarkan di new York. Ellis adalah allamnus dari city university oif new York.  Dalam bidang bussines administrasion dan setelah itu baru mengikuti pendidikan psikologi klinis pada tahun (1942) di culombia university dan memperoleh gelar dokternya pada tahun (1947). Sebelumnya ia menjadi seorang pengarang dengan status bebas, dan banyak manulis buku maupun artikel terutama mengenai seksualitas, disamping pernah pula sebagai menager personalia.
Segera setelah menyelesaikan pendidikan dokternya, ia bekerja sebagai psikolog klinis di new jersey  satate diagnostic center, Menlo park. Setahun kemudian ia menggabukan diri dengan new jersey department of institutions and agencies di Trenton. Bersamaan dengan jabatan-jabatannya, ellis mempunyai praktek pribadi yang dilakukan sejak tahun (1943), mengkhususkan diri pada psikotrapi dan konseling perkawinan. Ellis sendiri mengatakan bahwa dialah yang mempelopori seks trapi. Ia juga sorang psikoanalisis tidak efisien. Pada tahun (1959) ia ditunjuk sebagai derektor ekskutif pada institute  for advencces study in rational psychology tehraphy di new York city. Jabatan penting yang pernah dipegangnya di amerikan psychological association adalah ketika pada tahun (1961-1962) bertindak sebagai ketua dari devision of cunsolting psychology. Sebagai seorang ilmuan dan pengarang  ia sangat produktif dalam menulis buku dan artikel sampai sekarang sudah lebih dari 50 buku dan 600 artikel ditulisnya dan salah satu bukunya yang terkenal yang berhubungan dengan tekhnik pendekatannya, ialah reason dan emotion in psychology therapy (1962). Beberapa karya ditulisnya dalm bentuk buku, antara lain ialah :[1]
·         An introduction to the principles of scientipic psychoalanalysis-1950
·         The folklore of sex -1951
·         Sex,society and the individual -1953
·         The American sexual tragedy -1954
·         New approaches to psychotrapy techniques dengan Ralph brancale -1955
·         How to live with neurotic -1957
·         Guide to rational living -1961
·         Reason and emotion in psychotherapy -1962
·         Humanistic psychotherapy :the rational emotive approach. A new guide to rational living bersama l.a harper -1975
·         Growth throught reason -1971
·         Approach.new guide to rational living bersama  L.A .harper  -1975
·         Handbook of rational emotive therapy dengan r. greiger -1977
·         Theoritecal and empirical foundations of rational emotive therapy bersama dengan j.m. whitely -1979
·         Why some therapies don’t work dengan R.J.yeanger -1989[2]

2.      Pengertian Terapi Rasional Emotive
Terapi rasional emotive menurut ellis mendasarkan pada konsep bahwa berpikir dan berperasaan saling berkaitan, namun dalam pendekatannnya lebih menitik beraratkan pada pikiran dari pada ekspresi emosi seseorang.
Pandangan ellis  (1980) terhadap konsep manusia adalah:
1.      Manusia mengkondisikan diri sendiri tehadap munculnya perasaan yang menggangggu pribadi nya.
2.      Kecendrungan biologisnya sama dengan kecendrungan cultural untuk berpikir salah dan tidak ada gunanya, berakibad mengecewakan diri sendiri.
3.      Kemanusiannya y6ang unik untuk menemukan dan mencipta keyakinan yang salah, yang mengganggu, sama halnya dengan kecendrungan mengecewakan dirinya sendiri karena gangguan-gangguannya .
4.      Kemampuannya yang luar biaasa untuk mengubah prores-proses  kognitif, emosi dan prilaku, memungkinkan dapat:
a)      Memilih reaksi yang berbeda dengan biasa dengan yang biasanya dilakukan.
b)      Menolak mengecewakan diri sendiri  terhadap hampir semua hal yang mungkin terjadi
c)       Melatih diri sendiri agar secara setengah otomatis mempertahankan gangguan sesedikit mungkin sepanjang hidupnya.
Pandangan terhadap konsep manusia dari sudut pendekatan terapi rasional emotif dan perkembangan kearah timbunya perasaaan tidak bahagia karena gangguan emosi yang dialami, dikemukakan oleh (Patterson, 1980) sebagai berikut:
1.      Manusia adalah pribadi unik, rasional dan tidak rasional. Bagaimana manusia berfikir dan bertindak rasional, ia akan mampu bertindak efektif dan merasa bahagia.
2.      Hambatan emosi atau hambatan psikoliogis , adalah akibad dari cara berpikir yang tidak rasional, tidak logis. Emosi menyertai pikiran dan ini mengakibadkan pikirannya tidak rasional.
3.      Pikiran tidak rasional berakar pada hal-hal yang tidak logis yang dipelajari sejak awal, sesuatu yang terjadi secara biologis terjadi di peroleh orang tua dan dari lingkungan budanya. Dalam perkembangannnya, seorang anak yang mengetahui atau mempelajari sesuatuyang baik, akan mengembangkan kehidupan emosinya yang prositif ( misalnya, cinta atau kegembiraan). Sebaliknya jika diberitahukan atau diketahui bahwa sesuatu tidak baik atau tidak boleh dilakukan, maka terbentuk perkembangan emosi yang negative( misalnya, sakit,marah,atau depresi).
4.      Manusia berfikir dengan mempergunakan symbol dan bahasa. Kareana pikiran menyertai emosi, jika emosinya terganggu, maka akan muncul pikran tidak rasional. Pribadi yang terhambat akan terus mempeprtahankan  keadaannya yang terhambat dan pikirannnya yang tidak logis,dengan melakukan verbalisasi internal tentang pikiran yang tidak rasional.
5.      Berlanjutnya hambatan emosi adalah akibad dari verbalisasi diri,yang dilakukan terhadap diri sendiri,jadi bukan sesuatu yang terjadi oleh pengaruh dari luar,melainkan dari pengamatan dan sikapnya terhadap sesuatu kejadian. Ellis menekankan bahwa bukan situasi yang menyebabkan terjadinya ansietas pada seorang,melainkan pengamatan yang dilakukan pribadi terhadap suatu keadaan yang menimbulkan perasaan tidak enak.
6.      Manusia memiliki sumber yang luas dan bebas untuk mengaktualisasikan kemampuan-kemampuannya dan dapat merubah tujuan pribadi maupun sosialnya. Ellis melihat manusia sebagai pribadi yang unik,yang memiliki kekuatan untuk memahami keterbatasannya,untuk mengubah pandangan dasar dan system nilainya dan untuk melawan kecendrungan-kecendrungan untuk menolak diri sendiri. Manusia memiliki kemampuan untuk menghadapi system nilainya dan melatih kembali diri sendiri dengan keyakinan dasn system nilai yang lain.sebagai akibatnya, ia akan bertindak sangat berbeda  dengan tindakannya yang dulu.
7.      Pikran negative menyalahkan pikiran dan emosi diri sendiri,karena itu harus dilawan dengan menyusun kembali pengamatan dan pikirannya,sehingga menjadi logis dan rasional.
Pendekatan terapi rasional emotif menganggap bahwa manusia pada hakekatnya adalah korban dari pola berpikirnya sendiri yang tidak rasional dan tidak benar. Kerena itu Ellis berkomentar bahwa pendekatan humanistic terlalu lunak dan mengakibatkan persoalan pada diri sendiri kerena berfikir tidak rasioanal. Kerena itu terapis dengan pendekatan ini berusaha memperbaiki melalui pola berpikirnya dan menghilangkan pola pikir yang tidak rasional. 
Terapi dilihatnya sebagai usaha untuk mendidik kembali, jadi terapis bertindak sebagai pendidik, dengan antara lain memberikan tugas yang harus dilakukan oleh pasien serta mengajarkan strategi tertentu untuk memperkuat proses berpikirnya. Proses ini dilakukan denagan pendekatan langsung atau pendekatan elektrik. Manusia sebagai makhluk berpikir dapat menghilangkan atau mengurangi gangguan emosi atau suatu yang menimbulkan perasaan tidak bahagia, dengan belajar berpikir rasional. Terapi bertujuan menghilangkan cara berpikir yang tidak logis,yang tidak rasional dang menggantinya dengan sesuatu yang logis dan rasional. Untuk memungkinkan hal ini terapis perlu memahami sendiri  dunia pasien,perilaku pasien dari sudut pasien itu sendiri, memahami prilaku pasien yang tidak rasional tanpa terlibat dengan prilaku tersebut sehingga memungkinkan terapis dapat mendorong pasien agar pasien menghentikan cara berfikir yang tidak rasional. Untuk melakukan hal ini ada tiga langkah yakni:
1.      Terapis menunjukan bahwa cara berpikir pasien tidak logis, kemudian membantunya memahami bagaimana dan mengapa pasien sampai pada cara berpikir seperti itu, kemudian menunjukan pula hubungan antara pikiran tidak logis dengan perasaan tidak bahagia astau denagn gangguan emosi yang dialaminya. Pasien harus belajar membedakan antara keyakinan yang rasional dengan yang tidak rasional.dalam hal ini terapis menantangnya apakah pasien akan meneruskan keyakinannya untuk merusak dirinya,atukah tidak. Terapis mendorongnya bahkan harus lebih kuat lagi yakni menginstuksikan pasien agar melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan, karena dengan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, diharapkan dapat berfungsi untuk menghadapi prilaku yang menimbulkan masalah.
2.      Menunjukan kepada pasien,bahwa pasien mempertahankan prilakunya yang terganggu karena pasien meneruskan cara berpikirnya yang tidak logis. Cara berpikir tidak logis inilah yang menyebabkan masih adanya ganguan sebagaimana yang dirasakan dan bukan dari kejadian atau pengalaman yang lalu.
3.      Langkah ketiga bertujuan mengubah cara berpikir pasien dengan membuang cara berpikir yang tidak logis. Terapis menggunakan tekhnik langsug dan tekhnik mendorong untuk membantu klien membuang pikiran-pikiran tidak logis,tidak rasional dan menggantinya dengan pikiran yang logis,yang rasional. Dalam hal ini dibutuhkan peran aktif dari terapis.
Langkah berikutnya ditujukan terhadap aspek yang lebih jauh lagi,tidak hanya menghadapi proses berpikir yahng tidak logis terhadap hal-hal yang khusus,melainkan terhadap hal-hal lain yang lebih luas yang menyangkut kehidupan sehari-hari. Denagan kata lain, kehidupan pasien disadari oleh keyakinan dan cara berpikir yang logis, ysng rasioal. Karena sasaran utama adalah pada aspek kognitifnya, maka hubunganantara terapis dengan pasien tidak terjalin terlalu erat dan mendalam.
Mengenai peran dan kegiatan terapis menurut ellis 1973 adalah:
1.      Bawalah pasien sampai pada akar persoalannya yang menimbulkan pikiran tidak rasional dan yang menimbulkan gangguan pada prilaku.
2.      Dornglah pasien agar mengemukakan pikiran-pikirannya
3.      Tunjukkan pada paseien dasar dari cara berpikirnya yang tidak logis
4.      Pergunakan analisis logis untuk mengurangi keyakinan-keyakinan yang tidak rasional
5.      Kemukakan kepada pesien bagaimana keyakinan-keyakinan ini tidak jalan dan bagaimana hal tersebut akan menimbulkan gangguan emosi maupunprilaku dikemudian hari.
6.      Pergunakan humor atau cara lain yang mungkin dirasakan aneh-aneh atau bukan-bukan seperlunya,untuk menghadapi cara berpikir pasien yang tidak rasional.
7.      Jelaskan bagaimana pikiran-pikiran ini dapat diganti dengan pikiran lain yang lebih rasional dan yang memiliki dasar emperik yang kuat.
8.      Ajarilah pasien bagaimana mempergunakan pendekatan ilmiah dalam proses berpikirnya, sehingga mereka dapat mengamati dan kemudian mengurangi cara berpikir yang tida rasional dan logis yang dapat menimbulkan kesulitan dalam dirinya di kemudian hari.
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa terapi rasional emotif ini mempergunakan pendekatan langsung untuk “menyerang”dan menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak rasional dan menggantinya dengan pikiran yang rasional dan logis. Agar dapat melakukan ini,terapis perlu mengetahui dunia pesien, mengetahui sikap dan perilakunya yang tidak rasional dan bagaimana pasien melihat hal-hal tersebut. Terapis mempergunakan pendekatan aktif,direktif meskipun dipihak lain juga fleksibel dan disana-sini dapat mempergunakan pendekatan elektrik.tekhnok sugesti, persuasi,konfrontasi dan bahkan indoktrinasi yang berorientasi pada pendidikan untuk mempengaruhi pungsi kognitifnya seperti:
 Tugas yang harus dilakukan,perubahan dalam mempergunakan kata atau bahasa. Dalam hal ini mempengaruhi fungsi emosinya, dapat mempergunakan tekhnik imajenasi atau lebih jelasnya visualisasi, menggambarkan apa yang baik yang akan dilakukan,bermain peran dan latihan menghadapi hal-hal yang memalukan,sehingga pasien menyadari bahwa perasaan malu tersebut adalah ciftaannya sendiri.
 Berbeda dengan pendekatan behavioristik, pada pendekatan ini, memahami pasien dengan semua latar belakang, sumber dan perkembangannya,yang diperoleh melalui berbagai prosedur biasa dalam pemeriksaan psikologis, termasuk wawancara pendahuluan,yang tidak terlalu mendalam, masih dianggap perlu. Antara lain untuk mengetahui seberapa jauh pasien terganggu denagan keadaannya dan bagaimana gambaran kepribadian pasien denagan fungsi kognitif yang dimiliki, agar bisa menentukan tingkatan,jenis dan tekhnik pendekatan yagn akan dipergunakan.
Pendekatan denagn terapi  rasional emotif menurut ellis (1977-1978).Dapat dipergunakan untuk menghadapi masalah-masalah klinis seperti : depresi,ansietas,ganguan karakterologis,sikap melawan, masalah seks,percintaan,perkawinan,penagsuhan,masalh prilaku pada anak dan remaja.Ternyata tidak hanya dalam bidang klinis saja pendekatan ini dapat dipakai, melainkan juga dalam lapangan lain,seperti bisnis, hukum, olahraga dan organisasi. Pendekatan dengan terapi rasional emotif yang semula sebagai tekhnik terapi individual,ternyata dalam perkembangannya lebih lanjut,dapat diamalkan untuk terapi kelompok,terepi jangka pendek,bahkan terapi keluarga dalam perkembangannya akhir-akhir ini,pendekatan ini sangat popular karena efektivitas dan keberhasilannya cukup tinggi, sebagaimana dilaporkan oleh para peneliti seperti maultsby,knipping dan carpenter (1974),knaus dan boker (1975) dan carmody (1977).
3.      Konsep-konsep utama
Terapi rational emotif adalah psikoterapi yang berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi baik untuk berfikir rasional dan jahat.manusia memiliki kecendrungan-kecendrungan untuk memelihara diri, bahagia ,berpikir dan mengatakan mencintai,bergabung dengan orang lain serta tumbuh dan mengakltualisasikan diri.
Terapi rasional emotif menekankan bahwa manusia,berpikir,beremosi tanpa berpikir, sebeb perasaan-perasaan biasanya diletuskan oleh persepsi-persepsi atas situasi yang spesifik.[3]
4.      Terapi Rasional Emotif Dan Teori Kepribadian
Pandangan teoritis tentang cirri-ciri tertentu kepribaadian dan tingkah laku berikut ganguan-ganguannya memisahkan terapi rasional emotif dari teori yang melandasi sebagian besar pendekatan terapi lainnya.
Pandangan terapi emotif tentang manusia
-          Neorosis, yang didefinisikan sebagai “berfikir” dan bertingkah laku irasional, adalah suatu keadaan alami yang pada taraf tertentu menimpa kita semua.
-          Psikopatologi padamulanya dipelajari dan diperhebat oleh timbunan keyakinan-keyakinan irasional yang berasal dari orang-orang berpengaruh selama masa kanak-kanak.
-          Emosi-emosi adlah produk pemikiran manusia, jika berpikir buruk tentang suatu,maka kitapun akan merasakan suatu hal yang buru. Ellis mengatakan bahwa gangguan emosi pada manusia pada dasarnya terdiri atas kalimat-kalimat atau arti-arti keliru,tidak logis dan tidak bisa disahihkan,yang diyakini secara degmatis dan tanpa kerik terhadapnya,orang yang terganggu beremosi atau bertindak sampai sampai ia sendiri kalah.[4]

5.      Teori A-B-C tentang kepribadian
Teori abc tentang kepribadian sangatlah penting bagi teori dan praktek terapi rasional emotif
Yang dimaksud teori abc adalah
a.       Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang.
b.      Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan ayau system berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak produktif.
c.       Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.
Contoh: jika seorang mengalami depresi sesudah perceraian, bukan perceraian itu sendiri yang menjadi penyebab timbulnya reaksi depresif,melainkan keyainan orang itu  tentang perceraian sebagai kegagalan,penolakan atau kehilangan teman hidup.

6.      Tujuan-Tujuan Dari Terapiotik
Ellis menunjukan bahwa banyak jalan yang digunakan dalam terapi rasional emotif yang diarahkan pada tujuan yang sama, yakni meminimalkan pandangan yang mengalahkan diri klien dan membantu klien untuk memperoleh filsafat hidup realistic. Menurut ellis tujuan utama psikoterapis yang lebih baik ialah menunjukan kepada klien bahwa verbalisasi-verbalisasi dari mereka telah dan masih merupakan sumber utama dari gangguan-gangguan emosional yang di almai oleh mereka.
7.      Fungsi Dan Peran Terapis 
Untuk membantu klien membebaskan diri dari gagasan-gagasan yang tidak logis dan untuk belajar gagasan-gagasan yang logis sebagai pengggantinya.
Ellis memberikan suatu gambaran tentang apa yang dilakukan oleh pempraktek terapi rasional emotif:
1.      Mengajak klien untuk berpikir tentang beberapa gagasan dasar yang irasional yang telah memotivasi banyak gangguan tingkah laku
2.      Menentang klien untuk menguji gagasan-gagasannya
3.      Menunjukan kepada klien ketidak logisan pemikirannya
4.      Menggunakan suatu analisis logika untuk meminimalkan keyakinan-keyakinan irrasional klien
5.      Menunjukan bahwa kayakinan-keyakinan itu tidak ada gunanya dan bagaimana keyakinan-keyakinan akan mengakibatkan gangguan-ganguan emosional dan tingkah laku masa depan.
6.      Menggunakan absurditas dan humor untuk menghadapi irasional pemikiran klien.
7.      Menerangkan bagaimana gagasa-gagasan yang irasional bisa diganti dengan gagasan-gagasan yang rasional yang memiliki landasan emperis.
8.      Mengajari klien bagaimana menerapkan pendekan ilmiah pada cara berpikir sehingga klien bisa mengamati dan meminimalkan gagasan-gagasan irasional dan kesimpulan-kesimpulan yang tidak logis sekarang maupun pada masa depan yang akan mendatangkan prilaku yang merusak diri.







BAB.III
PENUTUP
1.      kesimpulan
TRE adalah suatu bentuk terapi behavioral yang berorientasi pada kognitif. TRE telah berkembang menjadi pendekatan yang komprehensif dan elektik yang memberi tekanan pada berpikir, memberi penilaian, memutuskan, dan berbuat. Pendekatan ini tetap mempertahankan kualitas yang sangat dedaktif dari Ellis, dan pada dimensi kognitif serta perasaan TRE menaruh tingkat kepedualian yang sama. Dimulai dari tingkat emosi dan perilaku klien yang terganggu dengan pendekatan ini mengungkapkan dan mempertanyakan pikiran yang menciptakan semuanya itu secara langsung.
Meskipun TRE berasumsi bahwa kita ada behavioral yang berorientasi untuk berpikir lurus, kecenderungan untuk berpikir tidak lurus, dan faktor lingkungan membuat sulit mereka untuk menghindar dari kepercayaan ketrhadap keyakinan irasional yang menjadi akar dari masalh dalam berpikir, merasakan, dan berperilaku. Agar dapat memblokir pikiran yang sifatnya mengalahkan diri sendiri, tereapi.
 TRE menggunakan teknik aktif dan direktif seperti mengajar, menyarankan, menghimbau, dan memberi pekerjaan rumah, dan klien ditantang untuk menggantikan sistem keyakinan yang irasional dengan yang rasional. Mereka kerjakan ini semua dengan jalanterus menerus, mendorong klien untuk menjadikan ide dan pengamatan mereka sahih dan dengan menunjukkan kepada mereka bagaimana cara melakukan tipe keyakinan irasional itu akan menimbulkan akibat terjadinya perilaku serta emosi yang negatif. Kepada klien diajarkan cara untuk berfikir secara ilmiah dan cara menghapuskan ide serta perilaku mengalahkan diri-sendiri yang mungkin akan terjadi dimasa datang. merupakan hal yang krusial bagi terapis untuk mendemonstrasikan penerimaan sepenuhnya serta toleransinya. Mereka lakukan semua itu dengan jalan menolak untuk menilai sesorang dan dalam waktu yang bersamaan berkonfrontasi dengan perilakunya yang merusak dirinya sendiri. Yang juga amat penting adalah terapis harus memiliki keterampilan dan kemauan unutk menantang, berkonfrontasi, meneliti secara cermat, dan meyakinkan klien untuk mau melakukan aktifitas (baik pada saat maupun setelah terapis) yang akan membawa pada perubahan yang konstruktif dalam pemikiran serta perilaku. TRE memberikan tekanan pada perbuatan melakukan sesuatu tentang pemahaman yang diperoleh pada saat terapi. Perubahan bisa terjadi terutama dari komitmen dalam mempraktekkan secara konsisten perilaku baru dan menggantikan perilaku yang lama yang tidak efektif.
Terapis rasional emotif biasanya elektik dalam penyaringan setrategi terapeutiknya. Yang digaris bawahi adalah teknik kognitif dan behavioral yang digerakkan untuk mencabut sampai keakar-akarnya kenyakinan irasional yang membawa keperasaan serta perilaku yang mengalahkan diri sendiri dan untuk mengajarkan klien cara menggantikan proses negatif ini dengan sarana falsafah hidup yang rasional. Terapis memiliki kesempatan yang luas untuk mengembangkan gaya pribadinya sendiri dan melakukan kreativitas mereka tiadak terbelengggu dengan teknik yang sudah di tetapkan sebelumnya untuk membawa dirinya kekerja terapiotik melalui cara yang inventif.
2.      Kritik Dan Saran
Pandangan yang penting dari teori rasional-emotif adalah konsep hahwa banyak perilaku emosional indiuidu yang berpangkal pada “self-talk:” atau “omong diri” atau internatisasi kalimat-kalimat yaitu orang yang menyatakan kepada dirinya sendiri tentang pikiran dan emosi yang bersifat negatif. Adanya orang-orang yang seperti itu, menurut Eilis adalah karena: (1) terlalu bodoh untuk berpikir secara jelas, (2) orangnya cerdas tetapi tidak tahu bagaimana berpikir secara cerdas tetapi tidak tahu bagaimana berpikir secara jelas dalam hubungannya dengan keadaan emosi, (3) orangnya cerdas dan cukup berpengetahuan tetapi terlalu neurotik untuk menggunakan kecerdasan dan pengetahuan seeara memadai.
Penulis memberi saran agar proses dalam pendekatan Terapi Rasional Emotif Behavior perlu ditingkatkan terutama dalam menerapkan metode dan teknik-teknik dalam terapi agar dapat
memperoleh hasil yang lebih baik dan sempurna.






DAFTAR PUSTAKA
Gunarsa, Singgih.Konseling Dan Psikoterapi.P.T BPK GunungMulia.Jakarta:1992.
Corey,Gerald.2005.Terapi Dan Praktek Konseling Dan Psikoterapi.Bandung:P.T. Fafika Aditama.
http://radentaufiq.wordpress.com/2010/04/05/rasional-emotif/


[1] Prof.Dr. Singgih . Gunarsa.Konseling Dan Psikoterapi.Jakarta:Halaman 232
[2] Prof.Dr. Singgih D. Gunarsa.Konseling Dan Psikoterapi.Jakarta:Halaman 233
[3] Gerald corey.teori dan prakterk konseleng psikoterapi. Bandung :halman: 238.
[4] Gerald corey.teori dan prakterk konseleng psikoterapi. Bandung :halman: 240

Tidak ada komentar:

Posting Komentar