LAPORAN OBSERVASI, PENGARUH SHOLAT DHUHA TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR
DISUSUN OLEH:
Kelompok (6)
1. Akbar Robi Salam
(10350006)
DOSEN PEMBIMBING:
Listya Istyaningsih,M.Si.Psikolog
FAKULTAS USHULLUDDIN DAN PEMIKIRAN
ISLAM JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI RADEN
FATAH
PALEMBANG
2012
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaykum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Kadang kala manusia dalam mengarungi bahtera hidupnya selalu
menemui persoalan, misalnya menemui kesulitan ekonomi, kegagalan dalam mencapai
tujuan, seringkali bermalas-malasan, kurang kewibawaan, kurang disukai orang
banyak, bahkan kadang kala jiwa terancam. Untuk semua itu hendaklah di hadapi
dengan penuh ketaqwaan
Dan tawakal kepada Allah, bukan di hadapi dengan jalan yang
menyimpang dari ajaran agama.
Oleh sebab itu kami menyajikan makalah kami ini dengan
harapan dapat membantu kawan-kawan, untuk mengetahui hubungan antara
sholat dhuha kaitan dengan motivasi belajar, fikiran, dan juga tingkah laku
kita selama ini .
Dan kami mengucapkan kepada teman-teman apabila dalam
penyajian hasil observasi ini terdapat kekurangan atau kesalahan, kiranya teman-teman
untuk memberikan kritik dan saran demi lebih sempurnanya laporan yang kami buat ini. Terimakasih.
Wassalam Mualaikum Warohmatullahhi
Wabarohkatuh
Palembang, oktober 2012
Akbar Robi Salam
BAB.1
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Didalam Surah
Adh-Dhuha Allah swt bersumpah dengan waktu dhuha dan waktu malam:
“Demi waktu matahari sepenggalahan
naik, dan demi malam apabila telah sunyi.” (QS. 93:1-2).
Pernahkah
terlintas dalam benak kita mengapa Allah swt sampai bersumpah pada kedua waktu
itu?. Beberapa ahli tafsir berpendapat bahwa kedua waktu itu adalah waktu yang
utama paling dalam setiap harinya.
Pada waktu
itulah Allah swt sangat memperhatikan hambaNya yang paling getol mendekatkan
diri kepadaNya. Ditengah malam yang sunyi, dimana orang-orang sedang tidur
nyenyak tetapi hamba Allah yang pintar mengambil kesempatan disa’at itu dengan
bermujahadah melawan kantuk dan dinginnya malam dan air wudhu’, bangun untuk
menghadap Khaliqnya, tidak lain hanya untuk mendekatkan diri kepadanya.
Demikian juga
dengan waktu dhuha, dimana orang-orang sibuk dengan kehidupan duniawinya dan
mereka yang tahu pasti akan meninggalkannya sebentar untuk kembali mengingat
Allah swt, sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Zaid bin Arqam ra ketika
beliau melihat orang-orang yang sedang melaksanakan shalat dhuha: “Ingatlah,
sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat itu dilain sa’at ini lebih
utama. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Shalat dhuha itu (shalatul
awwabin) shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa
dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas
tempat berbaringnya.” (HR Muslim).
Lantas
bagaimana tidak senang Allah dengan seorang hamba yang seperti ini, sebagaimana
janjiNya: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah Kepada Allah
dan carilah jalan yang mendekatkan diri
kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
(QS. 5:35). Diakhir ayat ini terlihat Allah menyatakan kata “beruntung” bagi
hambanya yang suka mendekatkan diri kepadanya. kalau bicara tentang beruntung
tentu ini adalah rejeki bagi kita. Dan satu hal yang perlu kita ingat bahwa
rejeki itu bukan hanya bentuknya materi atau uang belaka. Tetapi lebih dalam
dari itu, segala sesuatu yang diberikan kepada kita yang berdampak kebaikan
kepada kehidupan kita didunia dan diakhirat adalah rejeki. Dan puncak dari
segala rejeki itu adalah kedekatan kepada Allah swt dan tentu kalau berbicara
ganjaran yaitu kenikmatan puncak yang paling akhir adalah syurga. Oleh karena itu
para ulama mengajarkan kita untuk berdo’a tentang rejeki ketika selesai shalat
dhuha. Jadi salah satu fadilah (keutamaan) dari shalat dhuha itu adalah sarana
jalan untuk memohon limpahan rejeki dari Allah swt.
Tetapi yang
lebih dalam dari itu lagi adalah shalat dhuha ini adalah salah amalan yang
disukai Rasulullah saw beserta para sahabatnya (sunnah), sebagaimana anjuran
beliau yang disampaikan oleh Abu Hurairah ra: “Kekasihku Rasulullah saw telah
berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua raka’at dhuha dan
witir sebelum tidur” (Bukhari, Muslim, Abu Dawud).
Kalaulah tidak
khawatir jika ummatnya menganggap shalat dhuha ini wajib hukumnya maka
Rasulullah saw akan tidak akan pernah meninggalkannya. Para orang alim, ahliya
dan ulama sangatlah menjaga shalat dhuhanya sebagaimana yang dikatakan oleh
Imam Syafei’: Tidak ada alasan bagi seorang mukmin untuk tidak melakukan
shalat dhuha”. Hal ini sudah jelas dikarenakan oleh seorang mukmin sangat apik
dan getol untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya”.
Jadi tidak ada alasan lagi bagi kita sebagai
seorang muslim yang mempunyai tujuan hidup untuk mendapatkan ridhoNya
meninggalkan shalat dhuha karena kesibukan duniawi kita kecuali karena
kelalaian dan kebodohan kita sendiri.
Setiap individu mempunyai keunikan
masing-masing, kemampuan dan karakteristiknya masing-masing. Mulai dari kemampuan
yang cepat memahami pelajaran, hingga yang lamban. Mulai dari yang berprestasi,
hingga yang mengalami kesulitan dalam belajar
tidak jarang dijumpai banyak di realita kehidupan pendidikan yang
bermasalah baik dalam hal interaksi dengan sesama temannya, maupun dalam hal
belajar. Mereka dapat dikategorikan sebagai kelompok yang menuntut layanan
bimbingan yang khusus. Temuan lapangan Sunaryo dkk dalam Sunaryo menunjukkan
bahwa masalah-masalah mahasiswa menyangkut aspek perkembangan fisik, kognitif,
pribadi, dan sosial.
Adanya rentang keragaman individual yang amat lebar
memunculkan populasi khusus target layanan bimbingan, antara lain mencakup:
a. kecerdasan dan kemampuan tinggi
b. mengalami
kesulitan belajar
c.
perilaku bermasalah.
Untuk itu kita mestinya memiliki pengetahuan dan
keterampilan tentang jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan, sumber untuk
memperoleh data tersebut, cara dan prosedur mendapatkan data, dan keterampilan
dalam menyusun alat pengumpul data serta penggunannya. Pengetahuan dan
keterampilan tersebut sangat berguna dalam pengidentifikasian belajar.
2. Rumusan Masalah
Pada penelitian kali ini, penulis memfokuskan pada mahasiswa
yang sering melaskukan sholat dhuha dan bagaimana, keinginan atau minat
belajarnya/ learned motivation, institut agama islam negeri raden fatah
palembang. adapun perumusan masalahnya ialah sebagai berikut:
- Mengetahui landasan teori dan pengertian sholot dhuha serta motivasi belajar
- Mengetahui pelaksanaan sholat dhuha?
- melihat adanya pengaruh sholat dhuha terhadap motivasi belajar?
- melihat tingkah laku orang yang sering melaksanakan serta melihat keinginan/ motivasi belajar?
- Mengetahui hunbungan sholat dhuha dan motivasi belajar?
3.Tujuan Penelitian
untuk melihat adanya pengaruh sholat dhuha terhadap
keinginan/motivasi belajar seseorang, dan mengamati bagaimana prilaku orang
yang sering melaksanakn sholat dhuha dengan yang jarang melaksankan sholat
dhuha, serta mengetahaui bagaimana pelaksanaan dan tatacara sholat dhuha.
4. Metode Penelitian
Metode yang
digunakan dalam penyusunan laporan observasi pengaruh sholat dhuha terhadap
motivasi belajar ini adalah :
1. Studi
Pustaka, (memperoleh informasi dari buku dan internet)
2. Observasi
5. Sistematika
Penulisan
Agar data
tersusun secara sistematis maka laporan ini disusun dengan susunan sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1 Latar
Belakang
2 Rumusan
Masalah
3 Tujuan
Penulisan
4 Metode
Penelitian
5 Sistematika
Penulisan
BAB. II
TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teori Sholat
Dhuha Dan Motivasi Belajar
Diriwayatkan oleh Al-Aswad bin Qais, dia berkata saya
pernah mendengar jundab bin sufyan ra. Mengatakan, “ suatu ketika Rasulllah
saw. Sakit sehingga beliau tidak bangun untuk sholat tahajut selama dua atau
tiga malam, lalu beliau di datangi oleh seorang perempuan kafir seraya mengatakan,” ya rasullulah, saya
benar-banar berharap agar setanmu meninggalkanmu (tidak memperdulikanmu) dan
sejak dua atau tiga malam saya tidak melihatnya didekatmu. “kata Al- Aswad: Maka
allah swt. menurunkan ayat: adh-dhuha 1-3.
WADL DLUHAA
WALLAILI IDZA SAJAA MAA WADDA’AKA ROBBUKA WAMAKOLA. Demi waktu dhuha
(matahari sepenggalan naik ) dan demi malam
apabila telah
sunyi. Tuhanmu tidak meninggalkan kamu dan tidak pula benci
kepadamu.
MAA WADDAKA
ROBBUKA WAMAA QOLAA” tuhanmu tidak meninggalkan kamu dan tidak (pula) benci kepadamu.
WADDA’AKA” di baca tasyid dalnya dan di baca ringan
dalnya dengan pengertian (arti) yang satu yakni tuhanmu tidak meninggalkanmu. Ibn
Abbas berpendapat: “tuhanmu tidaklah meninggalkanmu dan tidak membencimu.”kemudian dari Al-Aswhad
bin Qois katanya saya mendengar junddub Al- Bajali berkata seorang wanita
berkata wahai rasullullah. Saya tidaklah melihat temanmu kecuali
memperlambatmu.[1]dari
Sahl Bin Muat Bin Annas Al-Jumni dari ayahnya ra.bahwa rasullah saw bersabda
barang siapa duduk
ditempat sholatnya ketika selesai sholat subuh sampai mengerjakan dua rekaat
sholat dhuha, sedang orang hanyalah mengucap kebaikan, maka diampuni
dosa-dosanya walaupun lebih banyak dari buih lautan.[2]
Dalam hal
ini peneliti mengacuh kepada beberapa hadis yang disebutkan diuatas sebagai
landasan teori untuk melakukan sebuah penelitian observasi untuk landasan teori
sholat dhuha, namum masih banyak hadis yang menganjurkan sholat dhuha agar
seseorang itu taqwa kepada allah dan mengikuti sunnah dari rasullnya supaya
seseorang itu mempunyai suatu aturan atau kesadaran yang ada pada dirinya untuk
menjadi yang lebih baik. lebih baik yang bagaimana? Tentu suatu perubahan yang
diinginkan oleh seseorang terhadap dirinya sehingga ia mempunyai
dorongan-dorongan untuk mengetahui suatu hal. Sehingga proses kemauan untuk
mencapai kepada sebuah tindakan biasanya harus melalui beberapa tingkat motif
pertama motif dari alasan seseorang
untuk berubah yang kedua yakni perjuangan atau usaha untuk mencapai
sebuah keinginan.[3]
Pada
hakekatnya motivasi merupakan keinginan, hasrat motor penggerak dalam diri
manusia, motivasi berhubungan dengan faktor psikologi manusia yang mencerminkan
antara sikap, kebutuhan, dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia sedangkan
daya dorong yang diluar diri seseorang ditimbulkan oleh pimpinan. Motivasi
mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau
bekerjasama secara produktif sehingga dapat mencapai dan mewujudkan tujuan
perusahaan yang telah ditentukan.
Pentingnya motivasi karena
motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku
manusia supaya mau bekerja sama secara giat sehingga mencapai hasil yang
optimal. Suatu perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu mencapai
tujuannya, karena didasari oleh motivasi. Kesuksesan adalah impian setiap
orang. Untuk mencapai kesuksesan tersebut, pasti diperlukan suatu motivasi
untuk sukses yang kuat. Motivasi sukses yang kuat bisa kita ambil dari kisah
kesuksesan orang lain. Dengan kisah – kisah sukses seseorang, maka kita bisa
mengambil pelajaran dan motivasi penting yang dapat kita aplikasikan dalam
kehidupan kita.Beberapa orang sukses mengatakan bahwa motivasi yang kuat adalah
sumber utama kesuksesan mereka. Namun tidak mudah untuk bisa memupuk motivasi
itu dalam – dalam di dalam diri kita. Diperlukan suatu “makanan” tambahan yang
terus menerus dan berkesinambungan. “Makanan” tambahan itu yaitu kisah sukses
dan inspiratif orang lain yang akan semakin memperkuat motivasi dan kepercayaan
diri kita.Dengan membaca dan mengambil hikmah dari kisah sukses dan inspiratif
orang lain, maka kita tidak akan kesulitan dalam membangun dan menanamkan
motivasi untuk sukses yang kuat dalam diri kita.
Dalam hal ini peneliti menorah
kepada teori yang dikemukakan oleh Mc.Clelland (dalam Feldman, 1992) menyebutkan bahwa di dalam
diri manusia selain ada dorongan yang bersifat biologis, terdapat juga dorongan
lain yang sangat kuat dan tidak memiliki dasar biologis yaitu kebutuhan untuk
mendapatkan prestasi. Kebutuhan untuk mendapatkan prestasi merupakan salah satu
motif yang bersifat sosial karena motif ini dipelajari dalam lingkungan dan melibatkan orang lain
serta motif ini merupakan suatu komponen penting dalam kepribadian yang membuat
manusia berbeda satu sama lain (Morgan,dkk, 1986).
B. Pengertian Sholat Dhuha Dan Motivasi
Belajar
1. Pengertian Shalat Dhuha
Pengertian shalat dhuha dalam laporan ini peneliti
mengambil dari berbagai literatur, seperti dari buku-buku ilmiah, dan beberapa
sumber internet pelaksanaan sholat dhuha.
Shalat Dhuha
adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu pagi hari, diwaktu matahari
sedang naik. Sekurang-kurangnya shalat ini dua rakaat, boleh empat rakaat,
delapan rakaat dan dua belas rakaat. ( Imran, 2006)
Shalat Dhuha adalah
shalat sunah yang dilakukan setelah terbit matahari sampai menjelang masuk
waktu zhuhur. Afdhalnya dilakukan pada pagi hari disaat matahari sedang naik/
kira-kira jam 9.00 . (www.wikipedia.org)
Shalat Dhuha
adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika waktu dhuha. Waktu
dhuha adalah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak
terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah raka’at
shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 raka’at. Dan dilakukan dalam satuan 2
raka’at sekali salam.(Rifa’i, 1993).
Shalat Dhuha
adalah shalat sunat yang dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00 hingga jam
10.00 waktu setempat. Jumlah roka’at shalat dhuha minimal dua rokaat dan
maksimal dua belas roka’at dengan satu salam setiap du roka’at (islam.com)
Dari beberapa
pengertian diatas penulis melihat pendapat yang berbeda dalam hal waktu, namun
yang pasti pelaksanaannya ketika matahari mulai naik sepenggalah (agak miring)
sampai menjelang masuk waktu dzuhur, Dan waktu yang paling afdhal adalah
ketika mulai panas. Hal ini dijelaskan di dalam sebuah hadits Nabi saw yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim; “Shalatu al-’awwabin hina tarmudhu al-fishal”
(Waktu mengerjakan shalat ‘awwan (dhuha) adalah ketika hari panas).
Imam Muslim
meriwayatkan dari Zaid bin Arqam bahwa ia berkata: “Rasulullah saw keluar
menuju penduduk Quba’ ketika mereka akan mengerjakan shalat. Lalu beliau
berkata: “Shalat ‘awwabin ketika hari mulai panas”.
Imam al-Nawawi
di dalam kitab al-Majmu berkata: “Waktunya ketika matahari meninggi
(condong). Sebagian ulama lagi mengatakan bahwa waktu yang paling afdhal adalah
ketika matahari meninggi dan panasnya mulai terik.
Jumlah
rakaatnya minimal dua rakaat, dan paling afdhal adalah delapan rakaat.
Abu Hurairah ra. berkata;” Kekasihku Rasulullah saw berwasiat kepadaku
dengan tiga perkara, puasa selama tiga hari setiap bulannya, dua rakaat shalat
Dhuha dan mengerjakan shalat witir sebelum aku tidur” (Muttafaq `Alaihi).
Dalam sebuah
hadits disebutkan bahwa jumlahnya delapan rakaat. Jumlah ini disebutkan dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummu Hani’ ra bahwa
Rasulullah saw shalat di dalam rumahnya (Ummu Hani’) pada tahun pembebasan
Makkah sebanyak delapan rakaat. Namun dalam hadits lain disebutkan bahwa jumlah
rakaatnya tidak terbatas, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari
`Aisyah ra. Ia berkata: “Rasulullah saw shalat Dhuha sebanyak empat rakaat
lalu menambahnya seberapa yang dikehendakinya“.
Imam al-Nawawi
menjelaskan bahwa hadits-hadits tersebut seluruhnya disepakati kesahihannya dan
tidak ada perselisihan di dalamnya menurut para muhaqqiq (ahl al-tahqiq) .
Dan kesimpulannya, menurut beliau, shalat Dhuha minimal adalah dua
rakaat, dan paling sempurna adalah delapan rakaat. Dan diantaranya empat atau
enam, keduanya (empat atau enam rakaat) adalah lebih sempurna dari dua rakaat
dan kesempurnaannya berada di bawah delapan rakaat (Muslim Syarh al-Nawawi:
5: 322).
Jadi peneliti menyimpulkan
dari beberapa pendapat di atas bahwa sholat dhuha itu ialah Pengertian Dhuha
adalah salah satu waktu di mana matahari sedang terbit atau waktu pagi hari
pada saat matahari sedang naik ke atas. Dari sini kita bisa memahami bahwa
sholat dhuha adalah sholat sunnah yang ketika matahari sedang terbit sampai
menjelang masuk waktu zuhur. Sholat dhuha lebih bagus jika dilakukan antara jam
delapan atau sembilan pagi saat udara masih segar dan matahari sedang berada
pada posisi yang indah. Hal ini mungkin, agar kondisi kita seindah sinar mentari
pagi.
2.
Pengertian
Motivasi Belajar
Kata motivasi
berasal dari kata ”motif” atau dalam bahasa inggris ”motive” berasal dari kata
movereatau motion yang berartui gerakan atau sesuatu yang bergerak. Dalam
psikologi istilah motif pun erat hububngannya denagn ”gerak” yaitu gerakan yang
dilakukan oleh manusia yang sering di sebut dengan prilaku atau perbuatan.
Motif dalam psikologi berarti juga rangsangan,dorongan,tenaga agar terjadinya
suatu perbuatan (action) atau prilaku (behavior).[4]
Motivasi ialah
suatu keadaan atau ketenangan didalam individu,yang membangkitkan,memelihara
dan mengarahkan tingkah laku menuju pada satu tujuan atau sasaran.[5]
Mc.Clelland
(dalam Feldman, 1992) menyebutkan bahwa di dalam diri manusia selain ada
dorongan yang bersifat biologis, terdapat juga dorongan lain yang sangat kuat
dan tidak memiliki dasar biologis yaitu kebutuhan untuk mendapatkan prestasi.
Kebutuhan untuk mendapatkan prestasi merupakan salah satu motif yang bersifat
sosial karena motif ini dipelajari dalam
lingkungan dan melibatkan orang lain serta motif ini merupakan suatu komponen
penting dalam kepribadian yang membuat manusia berbeda satu sama lain
(Morgan,dkk, 1986).
Berdasarkan
definisi motivasi berprestasi di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa
pengertian motivasi belajar adalah dorongan yang ada pada individu untuk
menganggali, mendapatkan prestasi yang dihubungkan dengan seperangkat standar
dan berusaha untuk mendapatkan kesuksesan atas kegiatan yang dilakukannya.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Banyak
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar seseorang. McClelland
(dalam Bernstein, dkk,1988) mengatakan bahwa cara-cara orang tua dalam mendidik
anak sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar yang dimiliki oleh anak.
Selanjutnya Fernald dan Fernald (1999) mengungkapkan terdapat 3 faktor yang
berpengaruh terhadap motivasi berprestasi bagi seseorang yaitu :
1. Pengakuan dan Prestasi (Recognition
and Achievement) Individu akan termotivasi untuk bekerja keras jika dirinya
merasa dipedulikan oleh orang lain.
2. Pengaruh dari peran jenis kelamin (Influence
of Sex Roles)
3. . Pengaruh keluarga dan kebudayaan
(family and cultural influences).
C. Tata Cara Pelaksanaan Sholat Dhuha.
Berikut ini tata cara melakukan
sholat dhuha:
1. Berniat untuk melaksanakan
shalat sunat Dhuha setiap 2 rakaat 1 salam. Seperti biasa bahwa niat itu tidak
harus dilafazkan, karena niat sudah dianggap cukup meski hanya di dalam hati.
2. Membaca surah Al-Fatihah
3. Membaca surah Asy-Syamsu
(QS:91) pada rakaat pertama, atau cukup dengan membaca Qulya (QS:109) jika
tidak hafal surah Asy-Syamsu itu.
4. Membaca
surah Adh-Dhuha (QS:93) pada rakaat kedua, atau cukup dengan
membaca Qulhu (QS:112) jika tidak hafal surah Adh-Dhuha.
5. Rukuk, iktidal, sujud, duduk
dua sujud, tasyahud dan salam adalah sama sebagaimana tata cara pelaksanaan
shalat fardhu.
6. Menutup shalat Dhuha
dengan berdoa. Inipun bukan sesuatu yang wajib, hanya saja berdoa adalah
kebiasaan yang sangat baik dan dianjurkan sebagai tanda penghambaan kita kepada
ALLAH.
Sebagaimana
shalat sunat lainnya, Dhuha dikerjakan dengan 2 rakaat 2 rakaat, artinya pada
setiap 2 rakaat harus diakhiri dengan 1 kali salam.
a.
Do,a
sesudah sholat dhuha:
ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA,
WAL BAHAA-A BAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL
QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA-I FA
ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU,
WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA
WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA
‘IBADIKASH SHALIHIN.
Artinya: “Ya Alloh, sesungguhnya waktu dhuha
adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah
keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya
Alloh, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada
di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram
sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu
(Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada
hamba-hambaMu yang soleh”.
b.
Keutamaan shalat Dhuha
Hadits Rasulullah
Muhammad saw yang menceritakan tentang keutamaan shalat Dhuha, di
antaranya:
1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh
manusia
Dari Abu Dzar
al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muahammad saw
bersabda:
“Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat
sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid
(ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah)
adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah
sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi
pahala” (HR Muslim).
2. Ghanimah (keuntungan) yang besar
Dari Abdullah bin `Amr
bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:
Rasulullah saw mengirim sebuah
pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan
(ghanimah) dan cepatlah kembali!”.
Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya
tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh
dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).
Lalu Rasulullah saw berkata;
“Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang
akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”
Mereka menjawab; “Ya!
Rasul saw berkata lagi: “Barangsiapa yang
berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah
yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan
lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)
3. Sebuah rumah di surga
Bagi yang rajin mengerjakan
shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini
dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw:
“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat
rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di
surga.” (Shahih al-Jami`: 634)
4. Memeroleh ganjaran di sore hari
Dari Abu Darda’ ra, ia berkata
bahwa Rasulullah saw berkata:
Allah ta`ala berkata: “Wahai
anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan
mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami:
4339).
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: “Innallaa
`azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi’arba`i raka`at
ukfika bihinna akhira yaumika”
(Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: “Wahai
anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan
mencukupimu di sore harimu”).
5. Pahala Umrah
Dari Abu Umamah ra bahwa
Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam
keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang
yang melaksanakan haji. Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat
Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah…” (Shahih
al-Targhib: 673).
Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa
Nabi saw bersabda:
“Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar
(shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit
matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti
pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna..” (Shahih al-Jami`:
6346).
6. Ampunan Dosa
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha
dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak
buih di lautan.” (HR Tirmidzi).[6]
D. Proses Observasi Masjid Iain Raden
Fatah Palembang Beserta Dukomen Hasil Dari Observasi.
Proses observasi ini di laksanakan di
masjid iain raden fatah palembang selama lima hari berturut-turut, peneliti
hanya bisa melihat dari jarak yang cukup jauh, yang bisa peneliti lakukaan
ialah melihat dan memoto sebagai buktu atau dokumentasi penelitian dari
pengaruh sholat dhuha terhadap motivasi belajar,
·
Persiapan untuk
melakukan obsevasi ialah:
1.
penliti membuat rumusan masalah
terlebih dahulu agar peneliti bisa melihat pengaruhnya dan ada arah yang
diteliti.
2.
Peneliti mencari teori dari berbagai
literatur baik dari buku maupun dari internet yang bekaitan dengan sholat dhuha
dan motivasi belajar itu sendiri.
3.
Peneliti men setting lokasi dimana
lokasi yang akan di laksanakannya tempat observasi tersebut
4.
Peneliti mempersiapkan alat-alat yang
dibutuhkan disini peneliti hanya menggunakan alat berupa kamera untuk
pengambilan dokumentasi,pensil dan buku saat observasi berlangsung.
·
Proses
Observasi
1.
peneliti datang sekitar jam 8.00 WIB.
2.
lalu peneliti mengambil air wud,hu
sebelum masuk masjid.
3.
Peneliti duduk didekat orang yang
sedang melaksanakan sholat dhuha berjarak sekitar 4 meter dari objek.
4.
Peneliti mengambil foto objek saat ia
sholat
5.
Peneliti mencatat prilaku, yang tampak
dan melihat apa yang ia lakukan ssesudah sholat dhuha.
DOKUMENTASI PENELITIAN
Peneliti sengaja tidak banyak mengambil
foto karana peneliti lebih memfokuskan ketingkah laku bagaimana pengaruh sholat
dhuha itu terhadap keinginannya untuk belajar.
Frofil Masjid sesudah
sholat dhuha (do’a)
Sedang
melaksanakan sholat dhuha belajar
sesudah sholat dhuha
Ada
Yang Sholat, Dan Yang Belajar
Bebagai macam
kegiatan yang dilakukan setelah sholat dhuha ada yang berdiskusi ada yang
menghapal pelajaran apabila dilihat daridokumen diatas.
E.
Hubungan Antara
Sholat Dhuha Dan Motivasi Belajar
Di dalam ayat dhuha disebutkan bahwa :
t$öq|¡s9ur yÏÜ÷èã y7/u #ÓyÌ÷tIsù ÇÎÈ
Artinya:dan
kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi
puas.
Sedangkan
motivasi yakni sebuah dorongan agar seseorang bisa melakukan sesuatu perbuatan
untuk mencapai sebuah keinginan yang ia inginkan.
Disini
hubungan sholat dhuha dan motivasi belajar ialah apabila seseorang setelah
melaksanakan sholat dhuha dengan menuruti aturan dan tuntunan serta
penghayatan, maka kemungkinan besar hatinya akan menjadi tenang dan ketenangan
serta ketentraman hati inilah yang akan menimbulkan sebuah kesadaran serta
dorongan untuk melaksakan hal yang positif.
E. Pengaruh Sholat Dhuha Terhadap
Motivasi Belajar
Sholat dhuha yang dilaksanakan
sesuai dengan tuntunan artinya sesuai aturan yang ditetapkan dalam islam akan
menciftakan sebuah ketenagan serta pola pikirnya positif terhadap sesuatu.apabila seseorang
melaksanakan sholat dhuha dengan niat yang benar artinya tidak ingin
semata-mata agar dipuji oleh orang lain, ini akan menciftakan sebuah
penghayatan, kesadaran atau dorongan untuk melakukan sesuatu hal yang lebih
bermanfaat karena pengaruh sholat dhuha terhadap kesedaran, dorongan dari diri
seseorang akan menciftakan sebuah kesadaran untuk melaksanakan hal yang
bermanfaat dan memanfaatkan waktu yang terbuang hanya untuk melakukan hal yang
sia-sia disinalah peran sholat dhuha terhadap keingin untuk membangkitkan
keasadaran akan statusnya sebagai maha siswa. Artinya pengaruh sholat dhuha
terhadap motivasi belajar ialah sebuah ketenangan, dorongan serta kesadaran
untuk melakukan hal yang positif seperti: belajar, baca al-qur’an serta
berdiskusi kepada teman yang ada.
F. Prilaku Orang Yang Sering Sholat
Dhuha
orang yang sering melaksanakan
sholat terutama sholat wajib itu lebih berkecenderungan untuk melaksanakan
hal-hal yang bermanfaat apalagi ditambah dengan melaksanakan sholat-sholat
sunnah contohnya yang sering dilakukan ialah sholat dhuha dan tahajut tapi
disini orang yang sering melaksanakan sholat dhuha sesuai dengan hasil
penelitian Selama lima hari bahwa prilaku orang yang sering menjalankan shoat
sunah duha itu lebih cendrung menyendiri atau denagan kata lain agak pendiam sering
membaca, lebih senang di masjid dari pada ngomong hal-hal yang tidak
bermanfaat.
BAB. III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dhuha adalah
salah satu waktu di mana matahari sedang terbit atau waktu pagi hari pada saat
matahari sedang naik ke atas dimana seseorang yang melaksanakan sholat dhuha hanya
karena allah dan allah memberikan mahpironya kepada orang tersebut agar
hati,fikiran dan jiwanya menjadi tentram serta selalu berfikir yang positif.
Motivasi
belajar ialah suatu keadaan ketegangan dalam diri individu yang membangkitkan
dorongan serta mengarak ke tingkah laku yang lebi baik.
Hubungan
sholat dhuha dan motivasi belajar ialah apabila seseorang setelah melaksanakan
sholat dhuha dengan menuruti aturan dan tuntunan serta penghayatan, maka
kemungkinan besar hatinya akan menjadi tenang dan ketenangan serta ketentraman
hati inilah yang akan menimbulkan sebuah kesadaran serta dorongan untuk
melaksakan hal yang positif sehingga berpengaruh pada sebuah kesadaran untuk melaksanakan
hal yang bermanfaat dan memanfaatkan waktu yang terbuang hanya untuk melakukan
hal yang sia-sia disinalah peran sholat dhuha terhadap keingin untuk
membangkitkan keasadaran akan statusnya sebagai maha siswa. Artinya pengaruh
sholat dhuha terhadap motivasi belajar ialah sebuah ketenangan, dorongan serta
kesadaran untuk melakukan hal yang positif seperti: belajar, baca al-qur’an
serta berdiskusi kepada teman yang ada. Orang yang sering sholat dhuha cendrung
menyendiri atau denagan kata lain agak pendiam sering membaca, lebih senang di
masjid dari pada ngomong hal-hal yang tidak bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Imam
al-mundziri. Ringkasan hadis shahih muslim.pustaka al-mani. Jakarta:
1994
Sunarto,ahmad.shahih bukhri.cv.as/syipa
. Semarang:1993
Ustad
bey arifin dkk. Sunan abi daut. Cv asy syifa.semarang:1992
Feldman, Robert, S. (1992). Elements of psychology. (International
ed.). San
McClelland, D.C. (1987). Human motivation. New York : The Press
Syndicate of
Imran,M.2006. Penuntun
Shalat Dhuha.Karya Ilmu, Surabaya
Rifa’i,
Moh.1993, ,Kumpulan Shalat-Shalat
Sunnat, CV Toha Putra, Semarang
www.wikipedia.org. Shalat Dhuha,Diakses pada tanggal 8 agustus 2007, pukul 21.00
WIB
www.islam.com. Fadhilah
Shalat Dhuha,Diakses pada tanggal 8 agustus 2007, pukul 21.15
WIB
M.Nashirudinal-Albani.Shahihriyadhush Shalihin.Pustaka Azam.
Jakarta:215-216
[1] Achmad sunarto.sahih bukhri.1993.hal: 558
[2] Ustad bey arifin dkk. Sunan abi daut.
Halaman 185
[3]
Agus sujanto.psikologiumum.
halaman:86
[4] Sarlito sarwono.pengantar psikologi umum
.jakarta:hal:137
[5] J.p.chaplin.kamus lengkap psikologi.jakarta hal:310
[6] M.nashirudinal-albani.shahihriyadhush shalihin.
Jakarta:215-216
Tidak ada komentar:
Posting Komentar