PENGERTIAN
DAN RUNAG LINGKUP SOSIOLOGI
DALAM
ISLAM
DISUSUN
OLEH:
AKBAR
ROBI SALAM
FAKULTAS
USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM JRUSAN
PSIKOLOGI ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2012
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaykum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Kadang kala manusia dalam mengarungi bahtera hidupnya selalu
menemui persoalan, misalnya menemui kesulitan ekonomi, kegagalan dalam mencapai
tujuan, seringkali bermalas-malasan, kurang kewibawaan, kurang disukai orang
banyak, bahkan kadang kala jiwa terancam. Untuk semua itu hendaklah di hadapi
dengan penuh ketaqwaan
Dan tawakal kepada Allah, bukan di hadapi dengan jalan yang
menyimpang dari ajaran agama.
Oleh sebab itu kami menyajikan makalah kami ini dengan
harapan dapat membantu kawan-kawan, untuk mengetahui hubungan antara
sholat dhuha kaitan dengan motivasi belajar, fikiran, dan juga tingkah laku
kita selama ini .
Dan kami mengucapkan kepada teman-teman apabila dalam
penyajian hasil observasi ini terdapat kekurangan atau kesalahan, kiranya teman-teman
untuk memberikan kritik dan saran demi lebih sempurnanya laporan yang kami buat ini. Terimakasih.
Wassalam Mualaikum Warohmatullahhi
Wabarohkatuh
Palembang, oktober 2012
Akbar Robi Salam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan islam
mempunyai peran aktif dalam menciptakan generasi yang mampu berinteraksi sosial
dengan baik, sebaliknya sosiologi memberikan informasi ke dalam dunia
pendidikan tentang nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Pendidikan Agama
Islam mengenalkan kepada peserta didik tentang nilai-nilai yang terdapat dalam
Agama Islam agar kelak ilmu yang dimiliki dan kemudian diamalkan sesuai dengan
nilai-nilai dan ajaran keagamaan meskipun tidak secara mayoritasmasyarakat
Indonesia adalah islam akan terapi sebuah nilai.
Pendidikan
islam bisa dianggap berhasil ketika peserta didik mempunyai
kemampuan dan potensi untuk dimanfaatkan oleh dirinya, masyarakat, agama,
bangsa, dan negara. Di sinilah letak hubungan fungsionalitas dan korelasi antar
pendidikan islam dengan sosiologi, karena sosiologi membahas tentang interaksi
sosial di masyarakat. Keberhasilan dalam pendidikan agama Islam tidak hanya
bisa ditentukan dengan struktur nilai yang disimbolkan dengan angaka, melainkan
lebih ditentukan oleh kehidupan interaksi social sehari-hari yang terjadi
di sekolah, baik antar masyarakat, sekolah maupun antara sekolah dengan
masyarakat sekitar dengan nilai-nilai keislaman.
Oleh karena itu
sosiologi mempunyai kontribusi penting bagi pendidikan Agama Islam dalam
kaitannya dengan penerapan agama dalam kehidupan
bermasyarakat. Sesungguhnya studi sosiologi sangat penting untuk kita
sebagai makhluk sosial. Diri kita sendirilah yang menjadi objek kajian
sosiologi karena kita selalu berinteraksi dengan orang lain. Kita juga sebagai
manusia yang berbudaya yang memiliki norma, nilai dan tradisi.
1.
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
dalam pembahasan ini antara lain:
1.
Apa pengertian
sosiologi pendidikan islam?
2.
Apa sebab munculnya
sosiologi pendidikan islam?
3.
Apa tujuan sosiologi
pendidikan islam?
4.
Apa saja bidang kajian
sosiologi pendidikan islam?
5.
Seperti apa contoh
bidang kajian sosiologi pendidikan islam?
6.
Apa saja pendekatan
sosiologi pendidikan islam?
1.
C. Tujuan
Adapun
tujuan dalam rumusan masalah ini antara lain:
1.
Mengetahui pengertian
sosiologi pendidikan islam
2.
Mengetahui sebab
munculnya sosiologi pendidikan islam
3.
Mengetahui tujuan
sosiologi pendidikan islam
4.
Mengetahui bidang
kajian sosiologi pendidikan islam
5.
Mengetahui contoh
bidang kajian sosiologi pendidikan islam
6.
Mengetahui pendekatan
sosiologi pendidikan islam
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sosiologi Pendidikan Islam
Sosiologi Pendidikan
Islam terdiri dari tiga kata, yaitu Sosiologi yang
diartikan sebagai “Ilmu yang mempelajari struktur sosial dan
proses-proses sosial, terutama di dalamnya perubahan-perubahan sosial”. Pendidikanyang diartikan sebagai “proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan ”,
dan Islam, yaitu “bersifat keislaman”
Menurut Prof. DR. S. Nasution, M.A., Sosiologi Pendidikan
adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses
pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik. Sedangkan
menurut F.G. Robbins dan Brown, Sosiologi Pendidikan ialah
ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi
individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan pengalaman.
Dari
pengertian-pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa Sosiologi Pendidikan
Islamadalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses
pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik sesuai
dengan ajaran agama Islam, mengatur bagaimana seorang individu berhubungan
dengan individu yang lain sesuai dengan kaidah-kaidah Islam yang akan
mempengaruhi individu tersebut dalam mendapatkan serta mengorganisasikan
pengalamannya.
B.
Sebab Munculnya Sosiologi Pendidikan Islam
Saat ini fakta
menunjukkan bahwa masyarakat mengalami perubahan yang sangat cepat, progresif,
dan sering menunjukkan gejala desintegratif(berkurangnya kesetiaan
terhadap nilai-nilai umum), jika nilai-nilai umum saja sudah tidak diperhatikan
lagi, apalagi dengan nilai-nilai agama. Perubahan sosial yang cepat juga
menimbulkan cultural lag (ketinggalan kebudayaan akibat adanya
hambatan-hambatan), yang menjadi sumber masalah-masalah dalam sosial
masyarakat. Masalah-masalah sosial juga dialami dunia pendidikan. Oleh karena
itu, para ahli sosiologi diharapkan mampu menyumbangkan pemikirannya untuk
memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental.
Pendidikan formal di
sekolah tidak akan pernah lepas dari campur tangan guru. Guru merupakan seorang
administrator, informator, konduktor, dan sebagainya, yang diharuskan memiliki
kelakuan dan tabiat yang sesuai dengan harapan masyarakat. Sebagai pendidik dan
pembangun generasi, seorang guru diharapkan memiliki tingkah laku yang bermoral
tinggi yang dapat ditiru dan dijadikan tauladan bagi para siswa demi masa depan
bangsa dan Negara.
Kepribadian guru dapat
mempengaruhi suasana kelas maupun sekolah, yang akibatnya siswa dapat bebas
dalam mengeluarkan pendapat dan mengembangkan kreatifitasnya, atau bahkan
sebaliknya, terkekang dan selalu menuruti kemauan guru tanpa bisa berkembang.
Anak dalam
perkembangannya dipengaruhi oleh orang tua (pendidikan informal),
guru-guru/sekolah (pendidikan formal), dan masyarakat (pendidikan non formal).
Dari ketiga aspek tersebut, pengaruh lingkunganlah yang paling menentukan.
Pendidikan sendiri dapat dipandang sebagai sosialisasi yang terjadi dalam
interaksi sosial. Maka sudah sewajarnya bila seorang guru/pendidik harus
berusaha menganalisis pendidikan dari segi sosiologi, mengenai hubungan antar
manusia baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat (dengan sistem
sosialnya).
C.
Tujuan Sosiologi Pendidikan Islam
Tujuan sosiologi
pendidikan Islam dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Menganalisis proses
sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam hal
ini harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap
perkembangan pribadi anak.
2.
Menganalisis
perkembangan dan kemajuan sosial. Banyak pakar yang beranggapan bahwa
pendidikan memberikan kemungkinan yang besar bagi kemajuan masyarakat, karena
dengan memiliki ijazah atau gelar yang semakin tinggi, maka akan mampu
menduduki jabatan yang lebih tinggi pula yang juga akan menghasilkan
penghasilan yang lebih banyak sehingga kesejahteraan sosialpun tercapai. Di
samping itu, banyaknya pengetahuan dan keterampilan dapat mengembangkan
aktivitas dan kreatifitas sosial.
3.
Menganalisis status
pendidikan dalam masyarakat. Berdirinya suatu lembaga pendidikan dalam
masyarakat sering disesuaikan dengan tingkatan daerah di mana lembaga
pendidikan itu berada. Sebagai contoh, perguruan tinggi didirikan di tingkat
propinsi atau kabupaten yang cukup animo mahasiswanya serta tersedia dosen yang
bonafid.
4.
Menganalisis
partisipasi orang-orang terdidik/berpendidikan dalam kegiatan sosial. Peranan
warga yang berpendidikan sering menjadi ukuran tentang maju dan berkembangnya
kehidupan masyarakat. Sehingga sebaiknya warga yang berpendidikan tidak segan-segan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, terutama dalam memajukan
kepentingan masyarakat. Mereka harus mampu menjadi motor penggerak dari
peningkatan taraf hidup sosial.
5.
Membantu menentukan
tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional harus sesuai dengan falsafah
hidup bangsa (Indonesia; Pancasila). Dinamika tujuan pendidikan nasional
terletak pada keterkaitannya dengan GBHN yang tiap 5 (lima) tahun sekali
ditetapkan dalam sidang umum MPR, dan disesuaikan dengan era pembangunan yang
ditempuh, serta kebutuhan masyarakat dan kebutuhan manusia.
6.
Menurut E.G. Payne, sosiologi pendidikan bertujuan memberikan
latihan-latihan yang efektif kepada guru-guru dalam bidang sosiologi.
7.
Memahami hubungan
antar manusia di sekolah serta struktur masyarakat.
Dalam referensi lain
disebutkan, bahwa tujuan sosiologi pendidikan terdiri dari beberapa konsep
berikut:
1.
Sosiologi pendidikan
sebagai analisis proses sosialisasi
Yaitu mengutamakan
proses bagaimana kelompok-kelompok sosial mempengaruhi kelakuan seorang
individu. Francis Brown mengemukakan
bahwa “sosiologi pendidikan memperhatikan pengaruh keseluruhan lingkungan
budaya sebagai tempat dan cara individu memperoleh dan mengorganisasi
pengalamannya”.
2
Sosiologi pendidikan sebagai analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat
L. A. Cook mengutamakan fungsi lembaga pendidikan dalam
masyarakat dan menganalisis hubungan sosial antara sekolah dengan berbagai
aspek masyarakat, seperti menyelidiki hubungan antara masyarakat pedesaan
dengan sekolah rendah atau menengah. Juga meneliti fungsi sekolah sehubungan
dengan struktur status sosial dalam lingkungan masyarakat tertentu.
3
Sosiologi pendidikan sebagai analisis interaksi sosial di sekolah dan antara
sekolah dengan masyarakat
Menganalisis pola-pola
interaksi sosial dan peranan sosial dalam masyarakat sekolah dan hubungan
orang-orang di dalam sekolah dengan kelompok-kelompok di luar sekolah. Juga
menyelidiki hubungan dan partisipasi guru dalam kegiatan masyarakat. Peranan
tenaga pengajar di sekolah yang dapat menambah wawasan tentang
kelompok-kelompok sosial dalam sekolah.
4
Sosiologi pendidikan sebagai alat kemajuan dan perkembangan sosial
Para ahli menganggap
bahwa pendidikan sosial merupakan bidang studi yang memberi dasar bagi kemajuan
sosial dan pemecahan masalah-masalah sosial. Pendidikan dianggap sebagai badan
yang mampu memperbaiki masyarakat, alat untuk mencapai kesejahteraan atau
kemajuan sosial. Sedangkan sekolah dapat dijadikan sebagai alat kontrol sosial
yang membawa kebudayaan ke puncak yang setinggi-tingginya.
5
Sosiologi pendidikan sebagai dasar untuk menentukan tujuan pendidikan
Beberapa ahli
memandang bahwa sosiologi pendidikan sebagai alat untuk menganalisis tujuan pendidikan
secara objektif. Mereka mencoba mencapai suatu filsafat pendidikan berdasarkan
analisis masyarakat dan kebutuhan manusia.
6
Sosiologi pendidikan sebagai sosiologi terapan
Sosiologi pendidikan
merupakan aplikasi sosiologi terhadap masalah-masalah pendidikan, misalnya
kurikulum. Sosiologi bukan ilmu murni, akan tetapi merupakan ilmu terapan yang
diterapkan untuk mengendalikan pendidikan. Para ahli sosiologi pendidikan
menggunakan segala sesuatu yang diketahui dalam bidang sosiologi dan pendidikan
yang kemudian dipadukan dalam suatu ilmu baru dengan menerapkan prinsip-prinsip
sosiologi kepada seluruh proses pendidikan.
7
Sosiologi pendidikan sebagai latihan bagi petugas pendidikan
Menurut F.G. Robbins dan Brown, sosiologi
pendidikan merupakan ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan
sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasikan
pengalamannya. Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta
prinsip-prinsip untuk mengontrolnya. Sedangkan menurut E.G. Paynetujuan utama dari sosiologi pendidikan adalah
memberikan latihan yang serasi dan efektif kepada guru-guru, para peneliti dan
orang-orang lain yang menaruh perhatian kepada pendidikan sehingga dapat
memberikan sumbangannya kepada pemahaman yang lebih mendalam tentang
pendidikan.
D.
Bidang Kajian Sosiologi Pendidikan Islam
Masalah-masalah yang
diselidiki sosiologi pendidikan atau bidang kajian sosiologi pendidikan
meliputi pokok-pokok antara lain:
1.
Hubungan sistem
pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat, yang meliputi:
a) Fungsi
pendidikan dalam kebudayaan
b) Hubungan
antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan
c) Fungsi
sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural, atau usaha mempertahankan
status quo
d) Hubungan
pendidikan dengan sistem tingkat/status sosial
e) Fungsi
sistem pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, kultural, dan
sebagainya
1.
Hubungan antar manusia
di dalam sekolah, dalam hal ini yang menjadi kajian yaitu menganalisis struktur
sosial di dalam sekolah. Pola kebudayaan di dalam sistem sekolah berbeda dengan
apa yang terdapat di dalam masyarakat di luar sekolah. Bidang yang dapat
dipelajari antara lain:
a) Hakikat
kebudayaan sekolah, sejauh ada perbedaannya dengan kebudayaan di luar sekolah
b) Pola
interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah, yang meliputi berbagai
hubungan antara berbagai unsur di sekolah, kepemimpinan dan hubungan kekuasaan,
stratifikasi sosial dan pola interaksi informal.
1.
Pengaruh sekolah
terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah, jadi yang diutamakan
adalah aspek proses pendidikan itu sendiri, bagaimana pengaruh sekolah terhadap
murid. Seperti peranan sosial guru, hakikat kepribadian guru, pengaruh
kepribadian guru terhadap kelakuan anak, dan fungsi sekolah dalam sosialisasi
murid.
2.
Sekolah dalam
masyarakat, yaitu menganalisis pola interaksi sekolah dengan kelompok sosial
dalam masyarakat di sekitarnya, meliputi:
a) Pengaruh
masyarakat atas organisasi sekolah
b) Analisis
proses pendidikan yang terdapat dalam sistem-sistem sosial dalam masyarakat
luar sekolah
c) Hubungan
antara sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan
d) Faktor-faktor
demografi dan ekologi dalam masyarakat yang bertalian dengan organisasi
sekolah, yang perlu untuk memahami sistem pendidikan dalam masyarakat serta
integrasinya di dalam keseluruhan kehidupan masyarakat.
E.
Contoh Kajian Sosiologi Pendidikan Islam
Membahas
mengenai contoh kajian sosiologi pendidikan, hal ini tidak terlepas dari
masyarakat. Oleh karena itu sosiologi disebut juga sebagai Ilmu Masyarakat atau
Ilmu yang membicarakan masyarakat. Berikut ini kami akan memberikan contoh
masalah dalam masyarakat yaitu tentang putus sekolah (drop out).
Putus sekolah merupakan
predikat yang diberikan kepada peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan
suatu jenjang pendidikan, sehingga tidak dapat melanjutkan studinya ke jenjang
pendidikan berikutnya. Masalah putus sekolah khususnya pada jenjang pendidikan
rendah, kemudian tidak bekerja atau berpenghasilan tetap, merupakan beban
masyarakat bahkan sering menjadi pengganggu ketentraman masyarakat. Hal ini
diakibatkan kurangnya pendidikan atau pengalaman intelektual, serta tidak
memiliki ketrampilan yang dapat menopang kehidupannya sehari-hari. Lebih-lebih
bila mengalami frustasi dan merasa rendah diri tetapi bersikap overkompensasi,
bisa menimbulkan gangguan-gangguan dalam masyarakat berupa perbuatan kenakalan
yang bertentangan dengan norma-norma sosial yang positif.
Masalah putus sekolah
bisa menimbulkan ekses dalam masyarakat, karena itu penanganannya menjadi tugas
kita semua. Khususnya melalui strategi dan pemikiran-pemikiran sosiologi
pendidikan, sehingga para putus sekolah tidak mengganggu kesejahteraan sosial.
Sekurang-kurangnya ada 3 (tiga) langkah yang dapat dilakukan, yaitu:
a) Langkah
preventif: membekali para peserta didik dengan ketrampilan-ketrampilan praktis
dan bermanfaat sejak dini, agar kelak bila diperlukan dapat merespons
tantangan-tantangan hidup dalam masyarakat secara positif, sehingga dapat
mandiri dan tidak menjadi beban masyarakat, atau menjadi parasit dalam
masyarakat. Misalnya ketrampilan-ketrampilan kerajinan, jasa, perbengkelan,
elektronika, PKK, fotografi, batik, dan lain sebagainya.
b) Langkah
pembinaan: memnerikan pengetahuan-pengetahuan praktis yang mengikuti
perkembangan/perbaruan zaman melaui bimbingan dan latihan-latihan dalam
lembaga-lembaga sosial/pendidikan luar sekolah seperti LKMD, PKK, klompencapir,
karang taruna, dan lain sebagainya.
c) Langakah
tindak lanjut: memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada mereka untuk
terus melangkah maju melaui penyediaan fasilitas-fasilitas penunjang sesuai
kemampuan masyarakat tanpa mengada-ada, termasuk membina hasrat pribadi untuk
berkehidupan yang lebih baik dalam masyarakat. Misalnya memberikan penghargaan,
bonus, keteladanan, kepahlawanan, dan sebagainya, sampai berbagai kemudahan
untuk melanjutkan studi dengan program Belajar Jarak Jauh (BJJ), seperti
unoversitas terbuka, sekolah terbuka, dan sebagainya.
E.
Pendekatan dalam Kajian Sosiologi Pendidikan Islam
Dalam kajian Sosiologi
Pendidikan, kita akan menggunakan beberapa pendekatan (Approach) yaitu:
1.
Pendekatan Indvidu (The
Individu Approach)
Yaitu pendekatan yang
memperhatikan faktor individu secara utuh meliputi watak, intelegensi,
psikologi, dan kemampun psikomotorik. Untuk dapat mengerti tata kehidupan
masyarakat (kelompok) perlu dibahas tata kehidupan individu yang menjadi
pembentuk mayarakat itu, jikalau kita dapat memahami tingkah laku individu satu
persatu bagaimana cara berfikirnya, perasaannya, kemampuannya, perbuatnnya,
sikapnya dan sebagainya atau tegasnya watak individu, bagaimana mefasilitasi
individu, begitulah seterusnya. Maka akhirnya dapat dimengerti bagaimana
kelompok (masyarakat), dilihat dari tingkah laku masyarakat seluruhnya sampai
pada tingkah laku Negara ( misalnya kepribadian Negara).
Individu sebagai titik
tolak ditentukan atau di pengaruhi oleh dua macam faktor intern dan extern.
Faktor intern meliputi faktor-faktor biologis dan psikologis, sedangkan faktor
extern mencakup faktor-faktor lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Maka
didalam approach individu menitik beratkan kepada
faktor-faktor biologis dan psikologis yang mendeterminir tingkah laku
seseorang. Kedua faktor itulah yang primer sedangkan faktor lingkungan sekitar
fisik dan sosial merupakan faktor sekunder.
1.
Pedekatan Sosial (The
Sosial Approach)
Yaitu pendekatan yang
memperhatikan faktor lingkungan sebagai lingkungan tinggal induvidu dalam
perkembangannya. Titik pangkal dari Approach Sosial ialah
masyarakat dengan berbagai lembaganya, kelompok-kelompok dengan berbagai
aktivitas. Secara konkrit Approach Sosial ini membahas
aspek-aspek atau komponen dari pada kebudayaan manusia, misalnya keluarga,
tradisi, adat istiadat, moralitas, norma-norma sosialnya dan sebagainya.
Tingkah laku individu dapat dipahami dengan memahami tingkah laku
masyarakatnya. Misalnya, pada waktu lahir dengan pertolongan bidan, atau dukun
bayi, upacara-upacara yang dilakukan untuk si bayi, apabila anak sudah mulai
bicara diajar tatakrama keluarga dan masyarakat. Misalnya bagimana cara makan
dan minum, bagaimana cara berpakain dan sebagainya. Semua menjalankan bahwa
generasi muda harus bertingkah laku sesuai dengan pola tingkah laku yang
dikehendaki oleh masyrakat atau dengan perkataan lain di kondisikan oleh
kebudayaan masyarakat. Jadi kalau masyarakat mengizinkan perkawinan poligami
maka individu-individunya juga berpoligami.
Lebih luas lagi karena
Indonesia mengembangkan falsafah hidup Pancasila, maka seluruh warga negara
harus mengembangkan paham Pancasila. Kalau pemerintah menganut demokrasi
pancasila maka seluruh warga negara harus mengerti dan mengamalkan demokrai
pancasila. Jika ada warga yang tidak mau mengamalkan pancasila, negara akan
menindak mereka, oleh karena mereka diangggap menyeleweng dari pola tingkah
laku yang harus dikembangkan oleh masyarakat.
Approach Sosial tentulah mempunyai kelemahan, sebab
betapapun homogennya suatu masyarakat, betapa kuatnya tata cara di situ masih
juga kita dapati individualitas jadi anggota masyarakat, artinya ciri-ciri
tingkah laku manusia perseorangan masih dapat dilihat juga. Mengapa demikian
karena tiap-tiap individu mempunyai watak dan kepribadiannya masing-masing,
individualitas manusia tetap masih ada tidak jarang juga kesegeraman tingkah
laku pada masyarakat-masyarakat yang kuat tata caranya dianggap sebagai paksaan
terhadap individu-individunya, mereka merasa kurang bebas, mereka ingin keluar
dari belenggu adat istiadat masyarakat.
Jadi pendekatan sosial
ini titik beratnya terletak pada masyarakat dan pengaruh geografis jadi tingkah
laku manusia itu ditentukan oleh faktor fisik dan kultural. Jadi dengan
demikian, maka bertitik pangkal kepada berbagai individu yang berinteraksi, dan
dengan interksi sosial itu akan menunjukkan segi sosialnya makluk manusia,
sudah barang tentu dalam hal ini manusia selalu mengadakan penyesuain diri
dengan lingkungannya.
1.
Pendekatan Interksi (The
Intraction approach)
Yaitu pendekatan
dengan memperhatikan pola hubungan antara individu dalam lingkungannya. Di
dalam pendekatan interaksional kita memperhatikan faktor-faktor individu dan
sosial. Dimana individu dan masyarakat saling mempengaruhi dalam hubungan
timbal balik antara individu dan masyarakat. Yang mana interaksi yang terjadi
mempunyai kekuatan saling membentuk dan mempengaruhi dalam rangka saling
menyempurnakan. Approach Individu memberi dasar adanya individualitas
watak dan kepribadian individu-individu perseorangan sedangkan approach sosial
terutama dengan studi sosiologinya memberi landasan arah dan perkembanagan
watak dan kepribadian individu-individu dalam kontak dengan individu individu
lainya, kontak antara masyarakat satu dengan yang lain, kontak antara negara
satu dengan negara yang lain. Studi Sosiologi menegaskan setiap individu itu
dilahirkan dan dibesarkan oleh masyarakat serta individu-individu itu dalam
hidupnya di masyarakat selalu mengidentifikasikan dirinya dengan pola tingkah
laku dan kebudayaan masyarakat.
Dan situasi Interaksi
adalah situasi hubungan sosial. Maka dapat dikatakan bahwa manusia itu
memasyarakatkan diri, atau dengan perkataan lain manusia membudayakan diri, dan
permasyarakatan pembudayaan ini tidak akan habis-habisnya sampai akhir zaman.
Macam-macam Interaksi
Sosial:
1.
Dilihat dari sudut
subjeknya, ada tiga macam Interaksi Sosial yaitu:
a) Interaksi
antara orang perorangan
b) Interaksi
antar orang dengan kelompoknya dan sebaiknya
c) Interaksi
antar kelompok
1.
Dilihat dari segi
caranya, ada 2 macam interksi sosial:
a) Interksi
langsung (Dirrect Interction) yaitu interaksi fisik, seperi berkelahi,
hubungan seks/kelamin dan sebagainya.
b) Interksi
simbolik (Symbolik Interaction), yaitu interakasi dengan mempergunakan
bahasa (lisan/tertulis) dan simbol-simbol lain (isyarat) dan lain sebagainya.
1.
Menurut bentuknya,
Selo Sumardjan membagi interaksi menjadi empat, yaitu:
a) Kerjasama
(coopertion)
b) Persaingan
(competition)
c) Pertikaian
(conflict)
d) Akomodasi
(accomodation) yaitu bentuk penyelesaian dari pertikaian
Masyarakat indonesia
termasuk tipe masyarakat kooperatif, dengan cirinya yang khas yaitu “Gotong
Royong”.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan
di atas, dapat disimpulkan:
1.
Sosiologi Pendidikan
Islam adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses
pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik sesuai
dengan ajaran agama Islam, mengatur bagaimana seorang individu berhubungan
dengan individu yang lain sesuai dengan kaidah-kaidah Islam yang akan
mempengaruhi individu tersebut dalam mendapatkan serta mengorganisasikan
pengalamannya.
2.
Dengan adanya
masalah-masalah sosial dalam dunia pendidikan menyebabkan munculnya Ilmu Sosial
Pendidikan Islamyang diharapkan dapat membantumemecahkan
masalah-masalahpendidikan yang fundamental.
3.
Adabeberapa tujuan
Sosiologi Pendidikan Islam, antara lain:
1.
Menganalisis proses
sosialisai anak, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat;
2.
Menganalisis status
pendidikan dalam masyarakat;
3.
Menganalisis
partisipasi orang-orang terdidik/berpendidikan dalam kegiatan sosial;
4.
Membantu menentukan
tujuan pendidikan;
5.
Memberikan
latihan-latihan yang efektif kepada guru-guru dalam bidang sosial.
6.
Bidang kajian
Sosiologi Pendidikan Islam, antara lain:
1.
Hubungan sistem
pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat;
2.
Hubungan antar manusia
di dalam sekolah.
3.
Putus sekolah
merupakan salah satu contoh kajian Sosiologi Pendidikan Islam
4.
Pendekatan dalam
kajian Sosiologi Pendidikan Islam antara lain:
1.
Pendekatan Individu
(The Individu Approach)
2.
Pendekatan Sosial (The
Sosial Approach)
3.
Pendekatan Interaksi
(The Intraction Approach)
DAFTAR PUSTAKA
Pius A Partanto dan M.
Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 2000.
Ary H. Gunawan, Sosiologi
Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, S. Na
sution, Sosiologi
Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994)
Ary H. Gunawan, Sosiologi
Pendidikan.
Abu Ahmadi, Sosiologi
Pendidikan, Jakarta:Rieneka Cipta, 1991.
Ary H. Gunawan, Sosiologi
Pendiddikan.
Terimah kasih atas kunjungannya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar