BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MOTIVASIPEMBAHASAN
Motif adalah sesuatu yang ada dalam diri seseorang, yang mendorong orang tersebut untuk bersikap dan bertindak guna mencapai tujuan tertentu. Motif dapat berupa kebutuhan dan cita-cita. Motif merupakan ttahap awal dari proses motivasi, sehingga motif baru merupakan suatu kondisi kesiapsiagaan saja. Sebab motif tidak selamanya aktif. Motif aktif pada saat tertentu saja, yaitu apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat mendesak.
Apabila suatu kebutuhan dirasakan mensesak untuk dipenuhi, maka motif dan daya penggerak menjadi katif. Motif yang telah menjadi aktif inilah yang disebut motivasi. kondisi aktif dalam diri individu yang terjadi sewaktu motif berhubungan dengan harapan untuk mencapai tujuan motif.
Motivasi dapat didefinisikan dengan segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong sesorang untuk memenuhi kebutuhan.
Motivasi memiliki tiga komponen, yaitu:
1. Menggerakkan, dalamhal ini motivasi menimbulkan kekuatan pada individu, membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.
2. Mengarahkan, yaitu berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan.
3. Menopang, yaitu motivasi digunakan untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.
B. TEORI-TEORI MOTIVASI
1. Teori hedonism
Hedonism adalah bahasa yunanai yang berarti kesukaan, kesenangan atau kenikmatan. Hedonism adalah suatu aliran didlama filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi.
Oleh karenanya, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia cenderung memilih alternative pemecahan yang dapat mendatangkan kesenangan daripada yang mengakibatkan kesukaran, kesulitan dan penderitaan. Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan, bahwa semua melakukan perbuatan yang mendatangkan kesenangan.
2. Teori naluri
Naluri merupakan suatu kekuatan biologis bawaan, yang memengaruhi anggota tubuh untuk berlaku dengan cara tertentu dalamkeadaan tepat.
Menurut teori naluri, seseorang tidakmemilih tujuan dan perbuatan, akan tetapi dikuasai oleh kekuatan-kekuataan bawaan, yang menentukan tujuan dan perbuatan yang akan dilakukan.
3. Teori reaksi yang dipelajari
Teoriini disebut juga teorilingkungan kebudayaan.menurut teori ini,apabila seorang pemimpin atau seorang pendidik akan memotivasi anak buah ayau anak didikanya, pendidik iu hendaknya mengatahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan oarng-orang yang dipimpinnya.
4. Drive theory
Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya sesuatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Misalnya, suatu daya pendorong pada lawan jenis.
5. Teori arousal
Organisme tidakselalu berusaha menghilangkan ketegangan tetapi justru tidak sebaliknya, dimana organisme berusaha meningkatkan ketegangan dalam dirinya, ini menurut Elizabeth duffy.
6. Teori atribusi
Teori yang dikembangkan oleh kelompok teori kognitif yang berusaha menggambarkan secara sitematik penjelasan-penjelasam perihal kenapa seseorang berhasil atau gagal dalam suatu aktivitas. Ini dijelaskanmelalui pendekatan atribusi. Atribusi ialah suatu hal atau keadaan yang dikaitkan dengan kesuksesan atau kegagalan dalam suatu aktivitas.
7. Teori kebutuhan
Kadang-kadnag istilah kebutuhan dan dorongan digunakan secara bergantian, namun kebutuhan lebih sering mengacu pada keadaan fisiologis, dari hilangnya jaringan-jaringan, dan dorongan mengacu pada akibat psikologis dari suatu kebutuhan. Kebithan dan dorongan berjalan parallel tetapitidak identik.
C. MACAM-MACAM MOTIVASI
Woodworth dan marquish menggolongkan motivasimenjadi tiga macam, yaitu:
1. Kebutuhan-kebutuhan organis, yaitu motivasi yang berkaitan dengan kebutuhan dengan dalam, seperti: makan,minum dan sebagainya.
2. Motivasi darurat, yang mencakup dorongan unutk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dorongan unutk berusaha, dorongan untuk mengajar dan sebagainya.
3. Motivasi objektif, yaitumotivasi yang diarahkan kepada objek atau tujuan tertentu disekitar kita, motif in mencakup; kebuthan untuk eksplorasi,manipulasi danmenaruh minat.
D. MOTIVASI DALAM PERPEKTIF ISLAM
Berbeda dengan barat, dalam islam pembahasan motivasi tidak bisa dilepaskan dair tahapan kehidupan manusia, terdiri dari:
1. Tahapan pra-kehidupan (alam perjanjian)
Pada ala mini terdapat rencana tuhan yang memotivasi kehidupan manusia didunia ini. Isi dari motivasi itu adalah amanah yang berkenan dengan tugas dan peran kehidupan manusia di dunia.
2. Tahapan kehidupan dunia
Pada tahap ini merupakan realisasi atau aktualisasi diri terhadap amanah yang telah diberikan ditahap prakehidupan dunia.
3. Tahapan alam pasca-kehidupan dunia (alam akhirat)
Pada kehidupan ditahap ini manusia diminta oleh ALLAH untuk mempertanggung jawabkan semua aktivitasnya, apakah dilakukan sesuai dengan amanah atau tidak,jika sesuai maka ia mendapatkan surge dan jika tidak maka ia mendapatkan neraka.
Berkaitan dengan aspek pemenuhan kebutuhan manusia,dalam islam, kebutuhan manusia itu dibagi menajadi kebutuhan jasmani (lahiriyah) dan kebuthan rohani (bathiniyah), maka tingkah laku manusia tidak hanya dimotivasi untuk memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi juga tingkah laku manusia dimotivasi untuk memenuhi kebutuhan rohani/spiritual.
Dorongan-dorongan yang memotivasi tingkah laku manusia untuk memenuhi kebutuhan rohani inilah yang kemudian disebut dengan motivasi spiritual. Kebutuhan-kebutuhan rohani/spiritual yang memotivasi manusia bertingkah laku itu antara lain:
1. Keinginan untuk mendapatkan petunjuk ALLAH
2. Keinginana untuk mendapatkan keselamtan
3. Keinginan untuk mendapatkan cinta dari ALLAH
4. Keinginan untuk mewujudkan kerajaan ALLAH
5. Keinginan unutk mendapatkkan surga
6. Keingina untuk mendapatkan pertolongan ALLAH
7. Keinginan untuk hidup bersatu
8. Keinginan untuk mendapatkan kebahagiaan
9. Keinginan untuk mendapatkan kemenangan
10. Keinginan untuk berjumpa dengan ALLAH
E. PANDANGAN ISLAM
Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang didalam hal ini biasa juga disebut naluri, yaitu:
1. Dorongan naluri mempertahankan diri
Dalam kitab suci Al-Qur’an ada ayat yang mengisyaratkan tentang naluri manusia untuk mempertahankan diri, diantaranya pertahanan diri dari rasa lapar, haus,kepanasan,kedinginan,kelelahan dan kesakitan. Misalnya dalam ayat berikut: “sesungguhnya kamu (Adam) tidakakan lapar didalam-nya (surga) dan tidak akan telanjang. Dan sesungguhnya kamu tidak akn merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa matahari didalamnya”. (QS. Toha 20; 118-119)
Ayat diatas menggambarkan ketakutan pada Adam sekaligus jaminan Allah mengenai kehidupan surga dan jaminan perlindungan dari kelapran dan mara bahaya.
2. Dorongan naluri mengembangkan diri
Dalam islam, pengembangan diri merupakansiakap dan perilaku yang sangn diistimewakan. Manusia yang mampu mengoptimalkan potensi dirinya, sehingga menjadi pakar dalam disiplin ilmu pengetahuan dijadikan kedudukan yang mulia disisi ALLAH.
Disamping itu banyak sekali, ayat-ayat Al-Qur’an yang mendorong manusia untuk mengembangkan diri dengan memerhatikan setiap penciptaan ALLAH.
3. Dorongan naluri diri mempertahankan jenis
Dorongan nafsu ini antara lain tejelma dalam adanya perjodohan dan perkawinan serta dorongan untuk memelihara dan mendidik anak.
F. PENGARUH MOTIVASI SPIRITUAL KARYAWAN TERHADAP KINERJA RELIGIUS
Didalam penelitian oleh Muafi:
Maslow mengakui bahwa untuk mencapai aktulisasi diri sebagai tingkatan motivasi yang paling tinggi adalah dengan cara memuaskan empat kebutuhan yang berada pada tingkatan yang ada dibawahnya.orang yang mengaktualisasi diri lebih didorong oleh memotivasi. Konsep memotivasi merupakan pendekatan humanistic yang mengakui eksistensi agama.
Pada kenyataannya,secara umum karyawan terus didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal yang tersususn mulai tingkat yang paling bawah sampai dengan yang tertinggi dan biasanya cendrung mengabaikan motivasi spiritual dalam hidupnya. Masalahnya adalah karyawan sebagai individu cendrung selalu ingin melayani kepentingannya sendiri dan bila mereka tidak berbuat demikian maka perilaku mereka dapat dikatakan tidakkondusif bagi efiseiensi yang optimal dalam penggunaan sumber daya.
Perbedaan metode motivasi barat dengan islam, bahwa disamping memberikan insentif material dan keuangan juga menggunakan insentif spiritual. Insentif spiritual terbukti teryakini lebih kuat daripada material. Hal ini bukan berarti mengabaikan motivasi material dan keuangan.
Makna bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh dengan menggerakkan seluruh asset,fikir, dandzikir untuk mengaktualisasikan sebagai hamba ALLAH yang harus menundukkan dunia sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik.seorang muslim harus meyakini bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkkan kemanusiaannya tetapijuga sebagai suatu manifestasi dari amal shaleh danoleh karenannya mempunyai nilai ibadaha yang luhur. Pribadi musslim yang qonaah seharusnya memiliki motivasi yang positif dankuat untuk bekerja dengan sebaik-baiknya, mencurahkan segenap potensinya agar menghasilkan kinerja yang baik/tinggi.
Oleh karena itu, manusia diharapkan dapat bekerja sebagai bagian dari muamalat menuju tercapainya rahmatan lil alamin. Disimpulkan bahwa tuntutan akan kebutuhan spiritual begitu mendesak bagi kemanusiaan universal sehingga dalam persoalan-persoalan yang paling sederhana sekalipun harus diupayakan tetap menuju pada laur spiritual. Oleh karenanya kajian motivasi spiritual sangat penting dalam upaya meningkatkan kinerja yang religious.
Dalam pandangan islam,menilai kinerja riligius seseorang dapat dilihat dari beberapa indicator antara lain: niat bekerjanya adalah karena ALLAH S.W.T., dalam bekerja menerapkan kaidah/norma/syariah secara kaffah, motivasinya adalah spiritual dengan mencari keberuntungan didunia dan akhirat, menerapkan asas efisiensi dan menfaat dengan tetap menjaga kelestarian hidup,menjagakeseimbangan antara mencari harta dengan beribadah, bersyukur kepada ALLAH dengan cara tidak konsumtif, mengeluarkan ZIS, danmenyantuni anak yatimm dn faki rmisin.
G. MEMOTIVASI SISWA BELAJAR MANDIRI DAN BERMAKNA DENGAN STRATEGI QURANIC JOURNAL DALAM MENGINSANKAN AL-QUR’AN
Didalam penelitian oleh Muhammad amin:
Peserta didik dipancing untuk memahami dirinya sendiri dengan mendialogkan kondisi hidup dan kehidupannya dengan ayat Al-Qur’an. Yang dimaksud dengan quranic journal adalah membuat catatan tentang makna ayat-ayat Al-Qur’an yang dihubungkan dengan kondisi kehidupan pribadi.
Manfaat strategi quranic journal bagi proses pembelajaran, yaitu:
1. Proses pembelajaran berlangsung secara pemrosesan informasi, bukan didominasi oleh penyampaian informasi.
2. Proses pembelajaran berpusat pada kegiatan interpretasi dan makna terhadap apa yang dipelajari serta upaya membangun pengetahuan, bukan berpusat pada kegiatan mendengarkan dan mneghafal
3. Proses pembelajaran memberikan suasana yang menyenangkan, member paluang peserta didik berkreasi, member kesempatan untuk mengambangkan dan menunjukkan kemampuan yang beragam sehingga tercipta suasana belajar yang demokratis, bukan proses pembelajaran yang didominasi oleh pendidik.
Manfaat strategi quranic journal bagi peserta didik:
1. Untuk mengembangkan rasa cinta dan hormat kepada Al-Qur’an. Bila peserta didik membaca dan mencatat ayat-ayat Al-Qur’an seiap hari, lalu mengaitkannya dengan kehidupannya saat itu, maka insya-Allah tercipta ikatan batin yang kuat dengan AL-Qur’an
2. Membantu peserta didik memahami kata-kata ALLAH. Karena ketidakmampuan berbahasa arab, peserta didik tidak paham dengan apa yang sedang dibacanya. Namun jika ayat ditulis, dan dilengkapi dengan artinya, membaca tafsir, serta bertanya pada yang paham, niscaya hal ini akan mendatangkan pemahaman dan memperoleh manfaat serta bimbingan yang jelas sehingga tidak ada lagi kebingungan.
3. Quranic journal adalah your journal. Al-Qur’an bukan sekedar buku untuk dibaca dan dihafal, tetapi dibaca, dipahami dan diamalkan.
Dengan demikian AL-Qur’an dapat diihsankan dalam diri peserta didik untuk hidup dan kehidupannya sepanjang hayat.
Dengan demikian quranic journal mampu memotivasi siwa belajar secara mandiri, dengan meningkatnya antusiasme dan keaktifan siswa dalam belajar baik didalam kelas maupun diluar kelas, termasuk dirumah dan lingkungan keseharian mereka.
Strategi quranic journal dapat meningkatkan kebermaknaan siswa dalam belajar. Siswa diarahkan untuk dapat menghubungkan makna ayat dengan kehidupan diri pribadi, mengintropeksi diri, dan bertekad untuk lebih baik di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul rahman shaleh. 2009. Psikologi, suatu pengantar dalam perspektif islam. Jakarta: Kencana
Abdul rahman shaleh dan Muhbib abdul wahab. 2004. Psikologi, suatu pengantar dalam perpektif islam. Jakarta: kencana
Muafi. Pengaruh motivasi spiritual karyawan terhadap kinerja religious: studi empiris di kawasan industry rungkut Surabaya (SIER). Jurnal siasat bisnis, hal: 1-18
Muhammad amin. Memotivasi siswa belajar mandiri dan bermakna dengan strategi quranic journal dalam menginsankan Al-Qur’an di SMA Cendana Pekanbaru
Mukhlis dan yuliana intan lestari. 2011. Psikologi islam. Pekanbaru: Uin press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar